REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG PINANG - Kapal tanker berbendera Singapura yang tenggelam di Pulau Berhalas, Desa Teluk Bakau, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, harus segera dievakuasi untuk mencegah terjadinya pencemaran laut, kata Kepala Dinas Penerangan Pangkalan Utama TNI AL IV/Tanjungpinang.
Pencemaran laut dapat disebabkan oleh 1.100 ton aspal yang berada di dalam kapal tanker tersebut, dan juga bahan bakar yang digunakan kapal tersebut, kata Mayor Johanes Sitanggang di Tanjungpinang, Jumat (28/1).
"Pemilik kapal tanker tersebut bertanggung jawab mengangkutnya, jangan sampai menimbulkan pencemaran laut di perairan Bintan. Pencemaran laut dapat merugikan pemilik kapal," ungkapnya.
Kapal tanker berbendera Singapura dengan merek lambung MT AB9 tenggelam di perairan Pulau Berhalas pada Kamis (27/1) sekitar pukul 13.00 WIB, karena menabrak karang. Kemungkinan kapal tanker tersebut memiliki asuransi.
"Kami bersedia membantu pemilik kapal tanker untuk mengevakuasi kapal tersebut," ungkapnya.
Kapal tanker itu dikendalikan 14 orang awak berkebangsaan Thailand. Mereka diselamatkan anggota TNI AL dan nelayan, setelah berhasil menyelamatkan diri dengan sebuah sekoci penyelamat dan satu perahu karet.
Saat ini, 14 orang awak kapal tersebut ditangani Imigrasi Tanjungpinang. Nama-nama awak kapal tersebut, Pisanu Panruksa, Sathit Hankla, Sakkarin Manakla, Werayut Na Pahattalung, Mana Sudthayalai, Prasert Chinphet, Nisit Keawpee, Chanwut Chaengtrong, Chookeat Khairam, Pisit Worapipattanakul, Santi Sae-Tan, Prakrong Sangbudda, Sombat Wantunat dan Chakkit Boonkla. "Kami akan mengawasi perairan Desa Teluk Bakau, dan juga aktivitas awak kapal selama berada di Tanjungpinang," ungkapnya.