REPUBLIKA.CO.ID, BANJAR, JAWA BARAT - Menteri Kesehatan (Menkes) dr Endang Rahayu Sedyaningsih menyatakan seluruh biaya perawatan korban kecelakaan tabrakan dua Kereta Api yang mengalami luka berat dan ringan digratiskan.
"Sudah jelas semua ditanggung biaya perawatannya," kata Menkes RI Endang saat meninjau korban yang dirawat di RSUD Kota Banjar, dan Puskesmas Langensari, Jumat (28/1) siang. Ia menegaskan seluruh korban sudah ditangani perawatan medis di RSUD Kota Banjar, dua orang yang mengalami luka ringan dirawat di Puskesmas Langensari.
Biaya perawatan itu, kata Endang, sudah masuk dalam program pelayanan kesehatan siap tanggap dari Kementerian Kesehatan termasuk menggunakan program Jamkesmas. "Semuanya sudah ditangani oleh dokter, oleh pemerintah, pokoknya tenang saja dapat pengobatan," kata Endang.
Bahkan Endang menjelaskan untuk membantu tim medis di RSUD Banjar, pihaknya telah menerjunkan enam orang dokter ahli dari RSUD Hasan Sadikin, Bandung.
Hasil dari peninjauan korban kecelakaan Kereta Api itu, kata Menkes, mereka sebagian besar menderita patah tulang di bagian kaki dan dada. Seluruhnya sudah ditangani tim medis.
"Ada yang langsung ditangani, ada juga yang masih mengikuti proses perawatan," kata Menkes.
Sementara itu terkait tiga orang korban meninggal dunia akibat kecelakaan itu, kata Endang, ahli waris akan mendapatkan tunjangan. "Tapi yang mengurus Jasaraharja," kata Menkes.
Sementara itu berdasarkan data dari kepala Humas Daop 5, PT KAI, Surono di Stasiun Langen, mengatakan korban luka berat sebanyak 22 orang, luka ringan 15 orang.
Peristiwa kecelakaan terjadi ketika Kereta Api Mutiara Selatan dari arah Jawa Tengah menuju Bandung menabrak Kereta Kutojaya yang sedang berhenti di Stasiun Langen.
Dua lokomotif bagian depan rusak hancur, sedangkan gerbong rangkaian pertama setelah lokomotif sebagian rusak dan keluar dari jalur rel. Proses evakuasi gerbong dan lokomotif hingga menjelang sore masih dilakukan oleh petugas dari PT KAI.