REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Eli Cohen, yang mengaku sebagai pegawai pajak di lingkungan Kementerian Keuangan, mengirimkan email kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam suratnya, Eli membeberkan praktik jual beli laga antara pejabat tinggi PSSI dan bandar judi Malaysia.
Praktik kotor tersebut membuat Indonesia kalah 0-3 dari Malaysia di laga pertama final Piala AFF 2010. Meski akhirnya menang 2-1 di laga kedua, Indonesia gagal menjuarai Piala AFF untuk pertama kalinya.
Eli menulis oknum PSSI itu meneguk keuntungan puluhan miliar dari aksi jual beli dengan bandar judi. “Uang tersebut untuk menyuap peserta kongres agar memilih NH kembali sebagai Ketua Umum PSSI pada periode berikutnya,” tulis Eli.
Si penulis dipastikan menggunakan nama 'Eli Cohen' sebagai nama samarannya. Karena, Eli Cohen sesungguhnya nama seorang agen rahasia Mossad Israel yang dianggap sebagai salah satu mata-mata paling sukses setelah Perang Dunia II.
Eli Cohen (26 Desember 1924 – 18 Mei 1965) lahir di Mesir. Seperti dikutip wikipedia, Cohen ikut serta dalam setiap aktivitas pro Israel di Mesir selama tahun 1950-an. Dia ikut dalam Operasi Goshen meskipun pemerintah Mesir tidak pernah dapat membuktikannya.
Cohen direkrut Mossad pada 1960 dan diberi identitas palsu sebagai orang Suriah yang kembali pulang setelah lama hidup di Argentina. Untuk memperkuat penyamarannya ini, ia bahkan pindah ke Argentina pada 1961. Kemudian ia pindah ke Damaskus, Suriah, dengan nama palsu Kamel Amin Tsa'abet.
Pada Januari 1965, seorang ahli dari Uni Soyvet yang disewa oleh dinas intelijen Suriah berhasil menyadap pesan yang sedang dikirimkan Cohen ke Israel. Setelah dihadapkan ke pengadilan, Cohen diputuskan bersalah terlibat mata-mata dan dijatuhi hukuman mati. Dia digantung oleh pemerintah Suriah pada 18 Mei 1965.