REPUBLIKA.CO.ID,Courrier International, majalah terbitan Prancis menyingung meningkatnya aksi protes di Mesir dan menguatnya kemungkinan jatuhnya rezim berkuasa di negara itu, seraya menyebutkan analisa Dinas Rahasia Amerika Serikat (CIA) bahwa rezim berkuasa kebal protes.
Courrier International menyatakan, "Sekitar dua pekan lalu, Dinas Rahasia Amerika (CIA) meminta para perwakilan dan penghubungnya di pemerintahan, militer, dan partai-partai oposisi, untuk memperkirakan ketahanan usia rezim berkuasa."
Hasilnya menunjukkan bahwa rezim Mubarak terbukti cukup kuat dan telah mengakar di seluruh sektor Mesir. Oleh karena itu tidak ada bahaya yang mengancamnya baik dalam waktu dekat atau jangka panjang.
Hasil penelitian CIA juga menunjukkan bahwa meski seandainya demonstrasi dan unjuk rasa makin memanas di Mesir atau bahkan sampai terjadi bentrokan berdarah, fakta tersebut tidak akan menggoyahkan kekuatan rezim Mubarak.
Disebutkan pula bahwa Mesir tidak dapat disamakan dengan negara-negara Arab lainnya, karena memiliki struktur yang kuat dan sangat komplek dibandingkan negara lain termasuk Tunisia. Ketahanan pemerintahan Mesir terhadap segala bentuk guncangan tidak dapat dibandingkan dengan negara lain.
Menurut CIA, Hosni Mubarak, presiden renta dan sering sakit-sakitan itu mendapat dukungan dari militer, dinas intelijen Mesir, pengusaha, dan para investor. Oleh karena itu, hal yang dikhawatirkan Amerika Serikat adalah lengsernya Hosni Mubarak dari kursi kekuasaannya, bukan perubahan rezim di Mesir.