REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO: Dalam pidato selama 10 menit di televisi, Selasa malam, Presiden Mubarak tampak muram namun nada suaranya tetap tegar. Selain menolak mundur, mantan Komandan Angakatan Udara ini menegaskan tak akan mengungsi ke luar negeri.
“Ini tanah airku… Saya hidup di negara ini, saya telah berjuang dan mempertahankan negara ini, kedaulatan negara ini dan kepentingan negara ini. Di tanah Mesir saya akan meninggal. Sejarah yang akan menilai saya dan kita semua,” katanya.
Mubarak menyinggung demonstrasi saat memulai pidatonya dengan mengatakan generasi muda punya hak untuk menggelar demonstrasi damai. Namun, nada suaranya berubah menjadi tuduhan dengan mengatakan para demonstran dimanfaatkan oleh orang-orang yang berupaya menjatuhkan pemerintah.
Mubarak mengatakan mesti tak terjadi gelombang demonstrasi, dirinya tetap tak akan mencalonkan diri lagi untuk masa jabatan keenam pada pemilu mendatang yang dijadwalkan September. Selama ini, para pejabat Mesir selalu mengindikasikan Mubarak akan mengejar periode keenam kepresidenannya pada pemilu mendatang.
Ia mengatakan di sisa masa jabatan yang tujuh bulan ini dirinya akan ‘memenuhi tuntutan rakyat’, yakni melakukan langkah-langkah bagi transisis kekuasaan secara damai. Pidato ini disampaikan Mubarak setelah menerima utusan khusus Presiden Obama, Frank Wisner.
Di Gedung Putih, setelah Mubarak berpidato, Obama mengatakan dirinya telah berbicara dengan Mubarak. Obama mengatakan kepada Mubarak dirinya mengatakan status quo tak bisa bertahan dan perubahan harus dilakukan. Obama mengatakan transisi kekuasaan harus dilakukan dengan damai, yang dimulai dari sekarang dan harus merangkul oposisi.