REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO-Tak terpengaruh oleh pidato Presiden Hosni Mubarak, ribuan rakyat Mesir, Rabu, melanjutkan demonstrasi di Taman Tahrir menuntut Mubarak mundur.
Dalam pidatonya, Selasa malam, Mubarak menolak mundur dan bertekad menghabiskan masa jabatannya hingga September untuk mengawal transisi kekuasaan secara damai dan demokratis. Mubarak mengatakan tak akan mencalonkan diri lagi sebagai presiden.
“Pidato itu tak berguna dan hanya membuat kami semakin marah,” kata Shadi Morkos di Taman Tahrir. “Kami akan terus melakukan protes.” Sementara yang lain meneriakkan, “Kami tak akan pergi! Dia yang akan pergi.”
Seorang demonstran lainnya mengatakan Mubarak memprovokasi rakyat dengan pidatonya. “Dia ingin terjadi pembantaian di negeri yang selama ini berlaku sangat baik padanya dan anaanaknya.”
Seorang wartawan local kepada Al Jazeera mengatakan teriakan ‘rezim Mubarak turun’ kembali berkumandang 30 detik setelah Mubarak berpidato. “Mereka tak punya waktu delapan bulan untuk Mubarak. Mereka ingin Mubarak pergi sekarang. Mereka tak mengendur.”
Wartawan Al Jazeera, Jane Dutton, dari Kairo mengatakan kini terjadi deadlock antara rakyat dan Mubarak. Tak ada yang ingin mundur. “Bola kini berada di demonstran,” katanya. Ia mengatakan tawaran yang dilontarkan Mubarak sudah terlambat. “Rakyat ingin dia turun sekarang.”
Reaksi terhadap pidato Mubarak juga ramai muncul di Twitter. “Mubarak mengatakan ingin meninggal di Mesir – hati-hati ucapan Anda!” komentar seorang bernama Guapo Plethora.
Pengguna Twetter lainnya, Iyad El-Baghdadi, mengomentari, “Langsung dari Taman Tahrir: Semua orang menganggap Mubarak mantan presiden, ia tinggal menghitung hari.”
Mona Eltahawy, seorang pengamat masalah Islam dan Arab, juga berkomentar di Twetter: “Kini Mubarak vs Mesir dan Mesir harus menang. Militer harus mengerti. Tidak bagi Mubarak yang ingin bertahan hingga September. PERGI.”