Rabu 02 Feb 2011 21:17 WIB

Bentrokan Berdarah Pecah di Taman Tahrir, Militer Diam Saja

Kubu pendukung Mubarak dan Massa anti-Mubarak terlibat bentrokan di Taman Tahrir, Rabu (2/2).
Foto: AP
Kubu pendukung Mubarak dan Massa anti-Mubarak terlibat bentrokan di Taman Tahrir, Rabu (2/2).

REPUBLIKA.CO.ID,CAIRO – Bentrokan antara kelompok pendukung Presiden Mubarak dan massa anti-Mubarak di taman Tahrir, pusat kota Kairo, membesar. Sebelumnya, kedua kubu mampu dipisahkan oleh barikade manusia setelah pecahnya bentrokan kecil.

Beberapa ribu orang pendukung Mubarak, di antaranya mengendarai kuda dan onta dan membawa cambuk, menyerang massa anti-Mubarak. Kedua kubu saling lempar batu, sementara sejumlah massa anti-Mubarak tampak menyeret para penyerang dari kuda yang mereka tunggangi.

Bentrokan ini merupakan kekerasan pertama antara dua kubu massa yang saling bertentangan sejak gelombang demonstrasi besar-besaran di Taman Tahrir. Sekelompok pendukung Mubarak muncul di taman Tahrir pada Rabu pagi, menyusul pidato Mubarak yang menegaskan tak akan mundur dan akan menghabiskan sisa masa jabatannya.

Rabu sore, seperti dilaporkan AP, sekitar 3000 pendukung Mubarak menerobos barikade manusia yang memisahkan mereka dengan massa anti-Mubarak. Barikade ini dibentuk oleh demonstran anti-Mubarak untuk melindungi ribuan demonstran yang berkumpul di Taman Tahrir.

Para penyerang dari kubu pendukung Mubarak merobek spanduk-spanduk yang mengecam sang presiden. Sebaliknya, massa anti-Mubarak merampas poster Mubarak yang dibawa kelompok propemerintah dan merobeknya. Adu jotos pun pecah.

Kedua kubu mulai saling lempar batu, botol, dan tongkat. Terjadi pula adegan saling kejar. Sementara para sukarelawan yang membentuk barikade manusia mencoba mundur guna memperkuat barikade untuk melindungi massa antipemerintah yang lebih besar di pusat Taman Tahrir.

Sekelompok kecil pendukung Mubarak memaksa masuk ke kerumunan kubu lawan dengan menggunakan kuda dan onta mereka, sambil mencambuki orang-orang. Massa antipemerintah melakukan perlawanan dengan menyeret para penyerang dari atas tunggangan mereka. Begitu terjatuh di tanah, para penyerang pun dipukuli hingga tampak terluka di bagian wajah.

Orang-orang berlarian dengan baju dan wajah berlumuran darah. Beberapa laki-laki dan perempuan tampak menangis. Gas air mata tampak membumbung, namun belum jelas siapa yang menembakkannya.

Pihak militer sebenarnya telah memisahkan kedua kubu ini. Namun, saat pecah bentrokan, mereka tampak diam saja. Sebagian besar tentara malah berlindung di balik kendaraan baja mereka yang diparkir di pinggir Taman Tahrir.

sumber : AP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement