REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Iwan Budianto, yang kini menjabat ketua Badan Liga Sepakbola Amatir Indonesia (BLAI) PSSI, disebut menerima dana aliran APBD dari Aidil Fitri, mantan manajer Persisam Samarinda, dengan jumlah sebesar Rp 600 juta. Merasa disudutkan dengan pemberitaan tersebut, Iwan merasa perlu memberikan penjelasan panjang lebar.
Lewat situs resmi PSSI, Iwan menguraikan kronologis keberadaannya bersama Persisam Samarinda. Dia menceritakan awal mula perhubungannya dengan Persisam Samarinda adalah sekitar bulan Agustus 2008 saat dia baru saja gagal pada Pemilukada Kota Kediri.
Pertemuannya dengan Aidil terjadi ketika sama-sama menyaksikan pertandingan timnas Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Aidil saat itu memang tengah membutuhkan seorang manajer berpengalaman yang mampu membangkitkan prestasi Persisam Samarinda yang tengah terpuruk di klasemen kompetisi Divisi Utama 2008. Aidil sudah sangat memahami reputasi Iwan yang sukses mengantar Persik Kediri sebagai juara kompetisi Divisi I tahun 2002, juara Liga Indonesia 2003 dan 2006, serta dua kali merebut Piala Gubernur Jatim.
Saat itu, cerita Iwan, Aidil memintanya untuk menangani Persisam dengan iming-iming kontrak Rp 300 juta dan gaji bulanan Rp 25 juta. Di samping itu, Aidil juga menjanjikan beberapa item pendapatan lainnya, seperti bonus kemenangan, biaya perjalanan, dan sebagainya.
Pada September 2008, Iwan menerima pinangan Aidil sebagai manajer Persisam Samarinda. Terkait dengan jabatannya sebagai manajer Persisam Samarinda itu, Iwan tidak boleh berbicara kepada pers. "Saya menjalankan peran sebagai manajer tim, tetapi yang berbicara ke pers ya hanya Aidil," jelas Iwan.
Sukses menangani Persisam dengan mengantarnya ke kompetisi Liga Super Indonesia dalam rentang waktu antara September 2008 hingga Februari 2009, Iwan kemudian ditawari kontrak sebesar Rp 900 juta untuk menangani Persisam Samarinda di kompetisi Liga Super Indonesia 2009-2010. Namun, Iwan tak meneruskan jabatannya hingga tuntas karena dia kemudian dipromosikan menjadi ketua BLAI PSSI pada Agustus 2009.
"Waktu itu kan tetap tak boleh merangkap jabatan sebagai ketua badan dan manajer klub. Saya memutuskan memilih BLAI PSSI," jelas Iwan.