Sabtu 05 Feb 2011 16:58 WIB

Mesir Dibayangi Krisis Keuangan

Rep: yogie respati/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO – Demonstrasi anti pemerintah di Mesir mulai berimbas pada perekonomian negara itu. Para ekonom mensinyalir jika demonstrasi terjadi lebih lama, maka Mesir tidak akan memiliki cadangan mata uang yang cukup untuk mencegah terjadinya krisis keuangan jangka panjang.

Sejumlah investor dilaporkan mulai menarik dana jutaan dolar dari negara itu sejak protes dimulai sepekan lalu. Data dari bank sentral menunjukkan pemerintah Mesir memiliki cadangan devisa 36 miliar dolar AS pada Desember.

Namun ‘kekacauan’ yang terjadi di bandara Kairo, dimana baik warga asing maupun warga Mesir sama-sama berupaya eksodus keluar dari negara itu mengindikasikan arus keluar uang berada dalam level yang cukup mengkhawatirkan dalam jangka menengah.

Managing Editor Banker Middle East, Robin Amlot, mengatakan hal yang perlu diperhatikan juga tak hanya kondisi lembaga keuangan di Mesir, tapi seluruh kawasan. “Coba lihat pasar modal di kawasan Timur Tengah dan Teluk dan coba lihat bagaimana demonstrasi di Mesir berdampak ke sana. Hal itu merusak bisnis di seluruh kawasan,” kata Amlot, dikutip laman Al Jazeera, Sabtu (5/2).

Sementara, kepala ekonom Banque Saudi Fransi, John Sfakianakis, mengatakan kondisi fiskal Mesir akan kian sulit jika demonstrasi terus berlanjut dalam beberapa minggu ke depan. Lembaga pemeringkat internasional Moody’s Investors Service pun menurunkan peringkat surat utang pemerintah Mesir dari Ba1 ke Ba2 dan mengubah outlooknya dari stabil menjadi negatif.

Dalam catatan Moody’s, Mesir mengalami tantangan politik dan sosial ekonomi, seperti tingginya tingkat pengangguran, meningkatnya inflasi dan meluasnya kemiskinan. Kemungkinan besar pun, menurut Moody’s, kebijakan fiskal Mesir akan dikendurkan oleh pemerintah.

Di sisi lain, kisruh di Mesir dikhawatirkan merambat ke terusun Suez yang menjadi andalan dalam distribusi perdagangan. Beruntung, sejauh ini kanal Suez yang mengatur distribusi 10 persen perdagangan dunia masih beroperasi seperti biasa. Anggota direksi otoritas kanal Suez, Ahmed al-Manakhi, mengatakan lalu lintas di Suez masih berjalan normal antara 45-50 kapal melewati kanal per harinya. “Suez belum bergejolak dan kanal mampu mengelola lalu lintas perdagangan,” kata al-Manakhi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement