REPUBLIKA.CO.ID, Pernyataan Perdana Menteri Inggris David Cameron soal multikulturalisme di negaranya telah gagal dan negaranya membutuhkan sistem liberalisme yang mengakar untuk melawan ekstrimisme Islam yang lebih kuat, mengandung reaksi dari muslim negara setempat.
Hal itu dikatakan Cameron pada Konferensi Keamanan tahunan di kota Munich, Jerman, Sabtu (5/2). Bagi Muslim Inggris menilai pernyataan Cameron sebagai tindakan yang sangat tidak bertanggung jawab.
Cameron mengisyaratkan perubahan yang nyata dalam kebijakannya terhadap kelompok minoritas etnis dan agama di Inggris. Ditambahkannya, toleransi terhadap mereka yang menolak nilai-nilai Barat telah gagal.
Mohammad Shafiq, Pemimpin Eksekutif Yayasan Ramadhan mengatakan, David Cameron sangat tidak bertanggung jawab, karena telah menghubungkan terorisme dengan masalah kohesi di Inggris. Ditambahkannya, pidatonya merupakan agin segar bagi Liga Pertahanan Inggris (EDL), kelompok sayap kanan yang menentang perkembangan Islam di Barat.
Shafiq juga membantah adanya kegagalan multikulturalisme di Inggris. "Jika multikulturalisme adalah memahami dan menghormati pandangan orang lain, maka saya pikir ini merupakan sukses besar. Ada isu kolektif di mana kita perlu bersama-sama untuk berbuat sesuatu demi negara," tambahnya.
"Pidato yang menyatakan bahwa komunitas Muslim tidak percaya terhadap demokrasi adalah salah besar", tegasnya.
Farooq Murad, Sekjen Dewan Muslim Inggris juga mengkritik David Cameron karena tidak menyebut kelompok EDL dalam sambutannya. "Kami sangat kecewa bahwa pada saat kita harus berusaha untuk bersama-sama melawan kekerasan dan ekstremisme, Cameron malah membiarkan kelompok ekstrimis menyebarkan kebencian dan kefanatikan terhadap komunitas Muslim Inggris," katanya.