REPUBLIKA.CO.ID, ROMA - Bentrokan terjadi antara polisi dan seratusan demonstran yang melancarkan protes baru, Ahad (6/2), guna menentang Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi, yang dirongrong skandal, di luar vilanya, demikian laporan media. "Turun, turun!" demikian teriakan pemrotes di gerbang vila pribadi Berlusconi di pinggiran Milan, Arcore, tempat ia menghabiskan akhir pekan.
Sebanyak seratus pemrotes berusaha menerobos penutupan keamanan yang dipasang beberapa ratus dari kediaman Berlusconi, sehingga memicu bentrokan dengan polisi anti-huru-hara yang mereka lempari dengan botol dan benda lain.
Satu spanduk menuntut "Pelacur agar pergi", dalam rujukan nyata bahwa Berlusconi telah membayar pelacur untuk berhubungan seks di berbagai pesta liar di rumah mewah tersebut, tuduhan yang telah dibantah oleh perdana menteri itu.
Bentrokan lain terjadi di luar stasiun kereta Arcore sementara beberapa petugas, pengunjuk rasa dan seorang wartawan cedera, kata polisi. Polisi menangkap dua pemrotes.
Protes tersebut dilancarkan oleh "Purple People", kelompok anti-Berlusconi di Internet yang sebelumnya menyelenggarakan "No Berlusconi Day" pada 2009. Para hakim dijadwalkan mengajukan permintaan pekan ini agar Berlusconi diadili, sementara pemimpin yang berusia 74 tahun itu tetap bertahan, dan berikrar akan tetap memangku jabatan.
Penyelidikan mengenai tindakan Berlusconi pertama kali dilaporkan bulan lalu dan telah mendominasi surat kabar Italia sejak itu. Pada Sabtu (5/2), ribuan orang berkumpul di Milan dalam unjuk rasa lain anti-Berlusconi yang meliputi penulis kenamaan Umberto Eco dan Roberto Saviano.
Dalam perkembangan terpisah, satu kelompok pegiat Internet yang dikenal sebagai "Anonymous" melancarkan serangan pada Ahad (6/2) terhadap jejaring pemerintah Italia, dengan mengutip kekhawatiran politik, demikian laporan kantor berita ANSA.
"Anonymous" mengumumkan serangannya pada pagi hari yang sama, dan mengatakan serangan dilancarkan sebab "situasi politik dan ekonomi di Italia telah jadi tak stabil". Secara khusus, kelompok itu menyerang sistem kehakiman dan pemerintah, yang dikatakannya "terlibat dalam pelacuran, termasuk anak di bawah umum". Pernyataan tersebut dipandang sebagai rujukan nyata terhadap skandal seks yang merongrong Berlusconi.