Selasa 08 Feb 2011 17:03 WIB

'Setelah AS, Giliran Israel Jadi Sasaran Revolusi Mesir'

Mantan Ketua Liga Arab Clovis Maksoud
Mantan Ketua Liga Arab Clovis Maksoud

REPUBLIKA.CO.ID, Para pengunjuk rasa tidak hanya menuntut mundur Presiden Mesir Hosni Mubarak, tapi juga memperluas aksi mereka terhadap pendukung sang Mesir. Setelah Amerika Serikat yang menjadi sasaran unjuk rasa, kali ini giliran Israel yang juga jadi cercaan.

Mantan Ketua Liga Arab Clovis Maksoud mengatakan bahwa revolusi yang didengungkan rakyat mesir tidak hanya ditujukan kepada Mubarak, tapi juga untuk melawan sekutu-sekutunya yakni Israel. "Revolusi Mesir melawan Israel juga," ujarnya saat diwawancarai Press TV Selasa (8/2).

Ia juga menambahkan bahwa aksi unjuk rasa yang sudah memakan waktu 14 hari itu juga melanggar perjanjian damai yang ditandatangani Mesir dan Israel. "Bagian dari revolusi ini merupakan proyek kebijakan baru luar negeri di mana Mesir akan membekukan peran historis dan fungsi pencegahan dari kontra (itu) ekspansi Israel dan agresi dan rasisme," ungkapnya.

"Itulah mengapa kebijakan luar negeri Amerika Serikat pada kekuatan strategis di wilayah itu diserang oleh revolusi," tambah Maksoud.

Menurutnya, apa yang diinginkan Washington adalah bahwa "revolusi ini tidak akan membalikkan banyak faktor terkait hubungan atau pengaruh pengaruh strategis Amerika Serikat dan Israel." Mengenai bocornya kabel diplomatik baru-baru ini bahwa Israel jauh-jauh hari telah menyiapkan Wakil Presiden Omar Sulaiman sebagai penerus Mubarak, ia menilai "Israel tidak dapat memutuskan siapa yang akan menjadi pengganti setelah Mubarak."

Seraya menekankan pentingnya pemilihan presiden di Mesir yang akan berlangsung pada September mendatang dengan damai, ia berpendapat bahwa Suleiman tidak akan dianggap sebagai calon yang layak dalam pemilihan umum yang bebas.

sumber : Press TV
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement