REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Eksekutif Google, Wael Ghonim, yang telah dibebaskan, Senin (8/2) kemarin setelah menghilang selama dua pekan, bergabung dengan massa aksi protes anti-Mubarak di Lapangah Tahrir.
Ghonim mengaku matanya terus ditutup dengan kain selama dua pekan ketika ditahan oleh pasukan keamaan negara Mesir. Google mengatakan bahwa kepala marketing perusahaan untuk wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara itu tak terlihat sejak 27 Januari.
Ia menuturkan diciduk oleh tiga orang berpakaian preman di jalan di Kairo. Ia lalu diringkus dan diseret ke mobil serta dibawa untuk diinterogasi oleh petugas keamaan.
"Saya ini bukan teroris dan bukan pedagang obat bius," ujarnya marah. "Saya juga bukan simbol atau pahwlan dan apa pun macam itu, tapi apa yang telah terjadi pada saya adalah tindak kejahatan," ujarnya.
"Jika anda ingin menahan saya, itu hak anda. Tapi ada hukum dan saya bukan teroris. Kita harus meruntuhkan sistem ini yang membuat orang-orang tak mampu berbicara," ujarnya.
Para aktivis menyatakan Ghonim bisa jadi ditangkap karena ia termasuk tokoh yang terlibat mendirikan "We are all Khaled Said".
Itu adalah sebuah grup antipenyiksaan di Facebook yang mengambil nama seorang aktivis yang dipukuli hingga tewas di kota pelabuhan Alexandria. Kedua polisi itu kini tengah disidang.
Grup Facebook tersebut termasuk satu yang dianggap mendorong kemarahan publik terhadap penyiksaan polisi dan membantu menginspirasi gerakan masif yang menuntut Presiden Mubarak mengakhiri pemerintahannya yang telah berjalan 30 tahun.
Ghonim mengatakan saat ditahan ia tidak dibolehkan mengikuti berita tentang unjuk rasa. Bahkan ia pun dilarang memberitahu keluarganya bila ia ditahan.
Ia menuturkan pula bahwa Menteri Dalam Negeri Mesir, Mahmoud Wagdy berkata kepadanya bahwa pengunjuk rasa anti pemerintah telah menggeser partai berkuasa secara mengejutkan.
"Saya baru saja jadi menteri selama tujuh hari. Kamu sudah mencapai hasil dan tidak seorang pun menginginkan itu. Bagaimana kamu melakukan itu semua. Semua, kami, mereka yang berada dalam partai, dalam sistem politik dibuat heran, karena diambil alih secara mengejutkan," kata Ghonim menirukan ucapan si mentri.
Ghonim melanjutkan perkataan Wagdy. "Kita tidak paham apa yang telah terjdi. Kini masalah hampir selesai tapi kami tak bisa kembali lagi,"