REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-Ribuan pengrajin tahu-tempe dan karyawannya mengancam akan menggelar demo di depan Istana Negara untuk mendesak pemerintah menurunkan harga kacang kedelai.
Aep Syarifuddin, ketua Gabungan Koperasi Pengrajin Tahu Tempe Indonesia (Gakopttindo), mengatakan aksi demo dilakukan menyusul gagalnya pembicaraan dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Wapres Budiono, Rabu (9/2). "Kami masih mengumpulkan seluruh anggota kami dari berbagai kota di Pulau Jawa untuk demo besar-besaran di depan istana," ujar Aep, tanpa menyebut kapan demo akan digelar.
Aep mengatakan, dalam pertemuan dengan Bulog dan Wapres Budiono, Gakopttindo meminta pengadaan kedelai kembali ditangani Bulog. Jika masih dikuasi importir, pengrajin tahu-tempe yakin harga kedelai akan terus naik. "Tidak ada jawaban atas permintaan kami, jadi pertemuan itu gagal," ujar Aep.
Sejak dikuasi importir, harga kedelai merangkak naik. Jika pada Desember 2010 harga masih Rp 3.800, kini harga kedelai menjadi Rp 4.500. Saat pemerintah mengenakan bea masuk lima pesen, harga kedelai menjadi Rp 6.300. " Anehnya, meski bea masuk tak lagi dikenakan, harga kedelai naik lagi menjadi Rp 6.800," ujar Aep.
Februari 2010, masih menurut Aep, pengrajin tahu-tempe sempat mengadu ke Wapres soal kenaikan harga kedelai dari Rp 2000 menjadi Rp 3.800. Gakopttindo, Bulog, dan dan Bukopin membuat nota kesepahahaman, para importir merespon dengan menurunkan harga kedelai. "Namun penurunan itu hanya sesaat," keluh Aep.