REPUBLIKA.CO.ID,BELU--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kunjungan ke markas Batalyon Infanteri 744/Satya Bakti Yudha di Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Kamis (10/2). Presiden memberikan pengarahan kepada 400 prajurit, namun tak menyinggung soal isu perbatasan dengan Timor Leste. Setelah memberikan pengarahan, Presiden bermalam di markas tersebut menggunakan tenda prajurit sebelum bertolak ke Kupang pada Jumat (11/2).
Presiden mengatakan, Yonif 744/SYB ini merupakan unit militer di Timor Timur yang tidak dilikuidasi pemerintah. "Kalian harus bangga, harus terus berlatih dan siap menjalankan tugas," katanya. Presiden pernah menjadi komandan di batalyon ini pada 1986-1988.
Dalam pengarahannya, Presiden sempat menceritakan pengalamannya sebagai komandan Yonif 744/SYB di Timor Timur ketika menangkap salah satu tokoh besar di pihak gerombolan Timor Timur. Meski demikian, Presiden tidak menyinggung pentingnya memerhatikan perbatasan. Padahal, jarak Atambua ke perbatasan RI-Timor Leste hanya berjarak 20 kilometer dengan waktu tempuh tidak kurang dari dua jam.
Presiden tiba di Atambua, Kabupaten Belu pada Kamis (10/2) petang setelah menempuh perjalanan darat selama delapan jam dari Kabupaten Timor Tengah Selatan. Peninjauan ke markas Yonif 744/SYB ini merupakan salah satu rangkaian kunjungan kerja empat hari Presiden di NTT. Presiden akan kembali ke Jakarta pada Jumat (11/2).