REPUBLIKA.CO.ID, Setelah Jerman dan Inggris yang mengaku bahwa 'proyek' multikulturalismenya gagal, kali ini giliran Prancis yang ketularan hal serupa. Melalui Presidennya Nicolas Sarkozy, Kamis (10/2) mengungkapkan bahwa multikulturalisme dini negaranya telah gagal.
Dengan bergabungnya Prancis, kian bertambah banyak pemimpin dunia atau mantan pemimpin yang mengungkapkannya. "Kami telah terlalu peduli tentang identitas orang yang datang dan tidak cukup tentang identitas dari negara yang
menerima dia," katanya dalam sebuah wawancara televisi, di mana dia menyatakan bahwa konsep "kegagalan".
Perdana Menteri David Cameron bulan lalu juga mengucapkan kebijakan negaranya yang lama terkait multikulturalisme mengalami kegagalan. KArena itu, ia menyerukan untuk melakukan integrasi yang lebih baik dari Muslim muda untuk memerangi ekstremisme yang semkin tumbuh.
Kanselir Jerman Angela Merkel, mantan perdana menteri Australia John Howard dan mantan Perdana Menteri Spanyol Jose Maria Aznar juga dalam beberapa bulan terakhir mengatakan kebijakan multikultural belum berhasil membawa imigran terintegrasi dengan negara yang ditempatinya.