REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Head of Equity Sales Batavia Prosperindo Sekuritas Gurasa Siagian menyatakan, tak heran bila saham Garuda tidak terserap. "Sedikit sekali investor yang tertarik membeli saham Garuda," katanya, Jumat (11/2).
Hal ini terlihat jelas dari jumlah investor asing yang membeli saham Garuda. Porsi investor asing memang sedikit hanya sebesar 20 persen dari total saham. Itu pun tidak terserap seluruhnya, hanya 1,9 persen atau senilai Rp 91 miliar yang dilepas kepada investor asing.
Menurutnya, investor asing menilai harga yang ditawarkan kepada pasar dianggap terlalu mahal. Sementara kondisi perusahaan dianggap tidak terlalu potensial karena padat modal dan sensitif terhadap fluktuasi harga minyak dunia. "Seharusnya harga sahamnya berkisar Rp 500 hingga Rp 550," kata Gurasa.
Selain itu menurutnya, bagi investor yang sudah membeli saham Garuda baru akan bisa memperoleh return sekitar satu sampai dua tahun. Dari IPO tersebut, Garuda memperoleh dana Rp 3,3 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk memperbaiki kinerja operasional perusahaan.
"Kami akan menyalurkannya ke sejumlah anak perusahaan Garuda dan membeli pesawat," kata Direktur Utama Garuda, Emirsyah Sattar. Dia berharap hingga 2015 nanti, Garuda bisa memiliki 153 pesawat.