REPUBLIKA.CO.ID,PESHAWAR--Pasukan Pakistan hari Jumat menyatakan membunuh 11 militan di lembah Swat, yang meningkatkan kekhawatiran bahwa gerilyawan menyusup lagi ke wilayah yang dulu menjadi tujuan wisata itu. "Pasukan keamanan menggagalkan upaya mengganggu perdamaian di lembah Swat ketika mereka membunuh 11 teroris pada tengah malam," kata seorang juru bicara militer.
Juru bicara itu mengatakan, kelompok gerilyawan tersebut meninggalkan Mohmand, daerah suku berdekatan dimana Pakistan sedang melancarkan ofensif udara dan darat terakhir terhadap Taliban yang dituduh melakukan serangan-serangan bom hampir setiap hari di Pakistan baratlaut.
"Orang-orang ini melarikan diri dari operasi Mohmand dan ingin melakukan aksi terorisme di lembah ini," kata juru bicara itu.
Pakistan mengumumkan Swat berada dalam kendali militer pada musim panas 2009 setelah ofensif darat dan udara besar-besaran untuk membasmi militan. Sementara itu, polisi di kota Mardan mengatakan, mereka mengambil lima mayat dari sebuah lapangan, satu hari setelah serangan bunuh diri ramaja yang berpakaian pelajar menewaskan 31 calon prajurit di sebuah tempat latihan di luar kota itu.
Satu catatan diikat di setiap mayat dengan menyebutkan nama dan asal mereka, dan salah satu catatan itu mengatakan "hidup Taliban Pakistan", kata polisi setempat Samad Khan. Orang-orang itu datang dari Rawalpindi, kota garnisun yang menjadi markas militer Pakistan, serta dari kota-kota Charsadda dan Swabi, katanya.
Kelima orang yang berusia antara 20 dan 45 tahun itu ditembak mati, tambahnya. Taliban mengobarkan kekerasan terhadap pasukan keamanan di Pakistan, sekutu utama AS dalam "perang melawan teror", dan mengklaim banyak serangan sebagai pembalasan atas serangan pesawat tak berawak AS di daerah suku Pakistan.
Sekitar 4.000 orang tewas dalam serangan-serangan bunuh diri dan pemboman di Pakistan sejak pasukan pemerintah melancarkan serangan terhadap kelompok garis keras di dalam sebuah masjid di Islamabad pada 2007. AS pada 2010 menggandakan serangan rudal di kawasan suku Pakistan, dan lebih dari 650 orang tewas dalam sekitar 100 serangan sepanjang tahun itu.
Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al-Qaeda di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan. AS menyebut kawasan suku Pakistan sebagai markas global Al-Qaeda dan salah satu tempat paling berbahaya di Bumi.
Sejumlah pejabat Pakistan melaporkan, sedikitnya 21 serangan pesawat tak berawak AS menewaskan sekitar 120 orang pada September, bulan paling mematikan dalam serangan semacam itu. Ratusan orang tewas dalam puluhan serangan sejak 3 September, yang menyoroti ketegangan dengan Islamabad terkait dengan kecaman AS karena sejauh ini Pakistan tidak melancarkan ofensif darat ke Waziristan Utara.
Pejabat-pejabat AS mengatakan, pesawat tak berawak merupakan senjata sangat efektif untuk menyerang kelompok militan. Namun, korban sipil yang berjatuhan dalam serangan-serangan itu telah membuat marah penduduk Pakistan. Lebih dari 1.150 orang tewas dalam lebih dari 140 serangan pesawat tak berawak di Pakistan sejak Agustus 2008, termasuk sejumlah militan senior. Namun, gempuran-tempuran itu telah mengobarkan sentimen anti-Amerika di negara muslim konservatif itu.
AS meningkatkan serangan rudal oleh pesawat tak berawak ke Waziristan Utara setelah seorang pembom bunuh diri Yordania menyerang sebuah pangkalan AS di seberang perbatasan di provinsi Khost, Afghanistan, pada akhir Desember, yang menewaskan tujuh pegawai CIA. Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.
Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan. Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober 2009, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.
Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara. Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaeda dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.
Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.