REPUBLIKA.CO.ID, COLCHESTER - Multikulturalisme di Kerajaan Inggris dapat disaksikan dimana-mana, di rumah-rumah sakit, perkantoran dan bahkan di pasar-pasar, jadi pernyataan kontroversial PM David Cameron tentang kegagalan multikulturalisme di Inggris tidak beralasan. Hal itu disampaikan Lauren Booth, adik ipar mantan PM Inggris Tony Blair, yang menjadi salah satu pembicara dalam acara Islamic conference dalam rangkaian penyelenggaraan Islamic Awareness Week (IAW) yang digelar Islamic Society Essex University di Colchester, Sabtu (12/2).
"Tidak benar bila PM David Cameron menyebutkan bahwa multikulturalisme di Inggris telah gagal," ujar Lauren Booth, yang bekerja untuk Press TV, televisi siaran Iran berbahasa Inggris, yang merupakan penentang vokal perang Irak dan menjadi Muslim sejak setahun lalu.
Dalam konferensi Islam yang berjudul 'Islam, fear or not to fear,' Lauren Booth menceritakan kisahnya menjadi seorang muslimah dalam 'My Journey to Islam' itu, mengatakan bahwa kaum Muslim di Inggris juga bekerja di rumah sakit, menjadi anggota Parlemen, bekerja di kantor dan mereka juga membayar pajak seperti masyarakat Inggris lainnya.
Menurut Lauren Booth, makin banyak umat Muslim di Inggris merupakan pertanda baik bagi negara tersebut.
Seperti dirinya, sejak menjadi Muslim ia menjadi pekerja yang baik dan menjadi ibu yang lebih baik untuk kedua putrinya.
Dikatakannya, tidak perlu takut untuk menjadi Muslim, karena Muslim ingin semua orang menjadi bahagia. Menjadi Muslim merupakan suatu kedamaian, ujar Lauren Booth yang merasa dirinya menjadi lebih tenang dan bahkan tidak pernah minum alkohol dan makan babi. Setiap hari dia membaca Al-Quran.
Sementara itu Jalal Ibn Saeed, pendiri AL Fitrah, suatu organisai yang memiliki berbagai kegiatan dan proyek termasuk program perayaan Hari Raya Idul Fitri dengan mengajak masyarakat sekitar untuk ikut merayakan hari kemenangan itu, dalam upayanya memberikan pengertian yang lebih baik tentang Islam.
"Sebagai seorang Muslim, anda dapat mengajak tetangga anda main ke rumah dan makan bersama-sama serta memberikan pengertian mengenai Islam," ujar Jalal, yang sering menjadi pembicara dalam berbagai seminar di universitas serta menggelar dialog antar-penganut agama di Kerajaan Inggris.
Konferensi Islam yang dihadiri lebih dari 200 peserta itu juga menampilkan pembicara Adnan Rashid, peneliti untuk Hittin Institute dengan spesialisasi sejarah Islam. Dalam kesempatan itu dia menjelaskan berbagai tokoh Islam sejak zaman dulu dikenal sebagai penemu ilmu pengetahuan.
Pembicara lainnya, Khola Hasan, adalah penulis dan menjadi Direktur Albatross Counsultancy Limited yang melakukan penelitian khusus masalah wanita, kemanusiaan, dan mendapatkan gelar Master dari SOAS di bidang International and Comparative legal Studies.