Rabu 16 Feb 2011 15:32 WIB

Kapolda Jatim: Insiden Bangil Tak Terkait Cikeusik dan Temanggung

Seorang santri, yang terluka dalam insiden penyerangan, dibawa kembali ke Pesantren Al Ma\'hadul.
Foto: Antara/Musyawir
Seorang santri, yang terluka dalam insiden penyerangan, dibawa kembali ke Pesantren Al Ma\'hadul.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Badrodin Haiti membantah adanya keterkaitan antara insiden penyerangan Pondok Pesantren Yapi (Yayasan Pesantren Islam) di Pasuruan (15/2) dengan anarkisme di Pandeglang, Banten (6/2) dan Temanggung, Jateng (8/2).

"Saya tahu, wartawan pasti bertanya, kenapa insiden Pasuruan terjadi dalam selang waktu tidak terlalu lama dari Jabar (Banten) dan Jateng, karena itu saya melakukan interogasi sendiri kepada korban dan pelaku yang tertangkap, ternyata kaitan itu tidak ada," katanya di Mapolda Jatim, Rabu.

Ia mengemukakan hal itu dalam silaturrahmi Kapolda Jatim dengan Pimpinan Redaksi Media Massa se-Jatim yang dihadiri puluhan pimpinan media massa dan wartawan dari kalangan PWI dan AJI, bahkan Gubernur Jatim Soekarwo, Kasdam V/Brawijaya, dan Sekretaris PWI Jatim Mahmud Suhermono juga hadir.

Menurut mantan Kepala Divisi Pembinaan Hukum Mabes Polri itu, insiden di Yapi itu sebenarnya tidak terduga, karena pihaknya sudah melakukan antisipasi dan bahkan di Pesantren Yapi Putri sudah ditempatkan personel kepolisian.

"Kami sudah mengantisipasi kejadian itu, karena semalam sebelumnya sempat ada penyerangan serupa, tapi Pesantren Yapi Putra tidak mau ada polisi berpakaian dinas, sehingga di Pesantren Yapi Putra berpakaian preman (sipil), tetapi polisi di Pesantren Yapi Putri tetap berpakaian dinas (seragam)," katanya.

Jenderal berbintang dua yang kelahiran Jember (Jatim) itu mengaku pihaknya juga sudah menginventarisasi potensi konflik bersumber agama di Jatim, seperti banyaknya aliran (Ahmadiyah, Bahai, Syiah, dan tokoh yang mengaku nabi/rasul).

"Potensi konflik lainnya yang bersumber agama di Jatim adalah pendirian rumah ibadah, perkawinan campur agama, dan adanya sejumlah kelompok radikal. Untuk menyelesaikan hal itu sebenarnya bukan hanya polisi yang harus bertindak, tapi muara masalah itu memang selalu mengarah ke polisi," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement