REPUBLIKA.CO.ID,KANDAHAR--Pihak berwenang Afghanistan pada Rabu melancarkan penyelidikan atas kematian empat orang, yang dikatakan penduduk setempat warga biasa, akibat serangan NATO di wilayah bergolak Afghanistan selatan, kata pejabat. Puluhan warga suku, yang mengarak jasad mereka di kota Lashkar Gar, propinsi Helmand, menyatakan mereka adalah warga tewas dalam serangan malam di rumah mereka di daerah keras Sangin di propinsi tersebut.
"Pasukan NATO mengatakan kepada kami bahwa mereka membunuh empat orang dan bahwa mereka pemberontak. Kami menyelidiki untuk mengetahui apakah mereka pemberontak atau rakyat jelata," kata Daud Ahmadi, juru bicara pemerintah propinsi Helmand, kepada kantor berita Prancis AFP. Ia menambahkan bahwa pasukan asing mengatakan kepada pemerintah setempat bahwa salah satu korban itu adalah penyedia senjata dan bom rakitan Taliban dan bahwa keempatnya disasar menyusul laporan sandi.
Juru bicara Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan Persekutuan Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Kabul menegaskan bahwa mereka melakukan gerakan di daerah tersebut, tapi tidak bisa merinci. Tapi, Atta Mohammad, tetua suku, mengatakan bahwa keempat orang itu adalah warga biasa, yang dibunuh tentara NATO.
"Mereka adalah warga. Orang Amerika itu datang dan membunuh mereka," kata kepala suku marah itu kepada AFP dari Lashkar Gar, "Mereka selalu datang dan membunuh anak-anak kami, pemuda kami, di tempat tidur mereka. Demi Tuhan, apa yang terjadi di sini?"
Sekitar 140.000 tentara NATO pimpinan Amerika Serikat di Afghanistan memerangi pejuang pimpinan Taliban. Pasukan itu sering dituduh membunuh bukan petempur saat mengejar pejuang di pedesaan Afghanistan. Dukungan rakyat Amerika Serikat untuk perang di Afghanistan anjlok ke tingkat terendah sejak Barack Obama menjadi presiden, kata jajak pendapat.
Jajak pendapat Universitas Quinnipiac, yang dilansir pada Selasa, itu menunjukkan bahwa 51-41 pemilih menyatakan Amerika Serikat seharusnya tidak terlibat di Afghanistan. Tingkat dukungan dalam jajak pendapat pada awal Januari itu turun dari 44 persen pada November dan jauh di bawah puncak 59 persen pada tahun lalu. Namun, sekitar 46-40 persen petanggap mengatakan bahwa mereka menyetujui cara Obama menangani keadaan di Afghanistan tersebut.
Obama meningkatkan perang melawan kelompok Taliban dan pejuang lain itu, menambah tentara Amerika Serikat menjadi 100.000 dengan rencana mulai menarik mereka pada Juli dan mengalihkan keamanan kepada pasukan Afghanistan pada 2014. Jajak pendapat itu menanyai 1.647 pemilih terdaftar pada 4-11 Januari dan memiliki tingkat kesalahan 2,4 persen.
Lebih dari 325 tentara Amerika Serikat tewas dalam perang Afghanistan pada 2010, sementara "hanya" 317 untuk seluruh 2009, kata angka AFP berdasarkan atas laman mandiri icasualties.org. Dukungan rakyat Amerika Serikat pada perang Afghanistan dan penanganan Presiden Obama atas kemelut itu mencapai tingkat terendah sesudah kebocoran naskah rahasia tentara, kata jajak pendapat pada awal Agustus.
Persentase orang Amerika Serikat, yang mengatakan negaranya melakukan kesalahan dalam mengirimkan pasukan ke Afghanistan, meningkat menjadi 43 persen jika dibandingkan dengan 38 persen sebelum penyiaran puluhan ribu naskah rahasia tentang perang itu.