REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri BUMN Mustafa Abubakar menyatakan siap mendorong perusahaan milik negara meningkatkan belanja modal (capex) hingga mencapai Rp 380 triliun dalam empat tahun ke depan. "Capex sebesar Rp 380 triliun itu merupakan konsolidasi, namun diharapkan dapat diperoleh dari sekitar 60-70 BUMN yang kondisi keuangannya cukup bagus," kata Mustafa, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (16/2).
Menurut Mustafa, dalam rencana anggaran kerja perusahaan (RKAP) 2011 capex seluruh BUMN ditargetkan mencapai Rp 210 triliun meningkat dibanding capex tahun 2010 yang diperkirakan mencapai Rp 196,91 triliun. Saat yang bersamaan belanja operasional (operational expenditure/opex) seluruh BUMN mencapai Rp 1.020,87 triliun, naik dari tahun sebelumnya Rp 932,15 triliun.
Sebelumnya Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, belanja modal BUMN tahun 2011 akan mencapai Rp 380 triliun, yang digunakan untuk ekspansi usaha demi memenuhi kebutuhan pengembangan program koridor ekonomi. Saat ini seluruh BUMN memiliki belanja operasional yang jauh lebih besar dibandingkan dengan belanja modalnya.
"KEN (Komite Ekonomi Nasional) juga berpendapat mengatakan jika BUMN meningkatkan belanja modal lebih signifikan diharapkan dapat memicu pertambahan lapangan kerja baru," ujar Mustafa.
Untuk itu ia menuturkan, pihaknya akan melakukan semacam penjabaran kemampuan penyesuaian anggaran dan modal perusahaan untuk investasi dari masing-masing BUMN. "Deputi sedang melakukan pendataan BUMN apa saja yang berpeluang meningkatkan capexnya" ujarnya.
Ditambahkannya, misalnya ada sejumlah BUMN yang mengalami proses penyehatan tentu tidak kita paksakan untuk melakukan peningkatan belanja modal, namun bagi perusahaan yang sudah sehat dan berpotensi untuk bangkit akan diutamakan. Meski begitu ia menambahkan, dirinya tetap optimistis akan ada lompatan pertumbuhan capex BUMN sejalan dengan terus meningkatnya kinerja keuangan perusahaan.
"Peluang peningkatan capex bisa diperoleh dari upaya menurunkan biaya-biaya yang digunakan dalam operasional untuk meningkatkan investasi. "Secara kuantitatif akan terjadi efisiensi dalam RKAP 2011 sehingga menambah modal untuk ekspansi," ujarnya.