REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Yenny Wahid melalui The Wahid Institute mengecam tindakan penyerangan dan kekerasan yang dilakukan sebagian masyarakat terhadap Pondok Pesantren Islam Al-Ma'hadul Islam di desa Kenep, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
"Aksi kekerasan ini tidak bisa dilepaskan dari letupan konflik di beberapa tempat sebelumnya. Berdasarkan rentetan peristiwa selama dua pekan ini, jelas pihak-pihak atau kelompok yang terlibat dalam kekerasan sengaja memprovokasi munculnya konflik horizontal, khususnya terhadap kaum minoritas," demikian siaran pers The Wahid Institute yang diterima di Jakarta, Kamis (17/2).
Pada Selasa (15/2) sore, massa menyerang dan merusak komplek Yayasan Pondok Pesantren Islam Al-Ma'hadul Islami (YPAI) di Pasuruan. Aksi penyerangan ini mengakibatkan sembilan santri luka serius dan beberapa bangunan komplek pesantren rusak.
Hal ini mengakibatkan hilangnya rasa aman bagi kelompok minoritas Syi'ah di Pasuruan. Oleh karena itu, The Wahid Institute menuntut pemerintah pusat maupun daerah untuk memberi instruksi tegas dan langkah konkrit atas kekerasan dan konflik horizontal yang terjadi akhir-akhir ini.
Kapolri Timur Pradopo hingga jajaran kepolisian daerah dituntut untuk segera menangkap dan mengusut para pelaku dan ormas atau kelompok yang terlibat aksi penyerangan tersebut. Diharapkan adanya penegakan hukum yang tidak berpihak dan pandang bulu terhadap seluruh perilaku ormas, kelompok, atau perorangan yang terbukti melakukan tindak kekerasan, perusakan, dan penganiayaan terhadap Warga Negara Indonesia.
The Wahid Institute juga menyerukan kepada seluruh ormas Islam untuk ikut serta menjaga keharmonisan hubungan antar intra umat beragama.