Kamis 17 Feb 2011 15:40 WIB

Skema Holding BUMN Farmasi Masih Mentah

Rep: Citra Listya Rini/ Red: Djibril Muhammad
Holding BUMN Farmasi masih belum jelas
Holding BUMN Farmasi masih belum jelas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Hingga kini Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih belum memiliki skema holding yang matang buat BUMN Farmasi. Namun, diharapkan pada tahun ini juga Holding BUMN Farmasi akan rampung. Hal ini disampaikan oleh Deputi Industri Strategis dan Manufaktur Kementerian BUMN, Irnanda Laksanawan, seusai Rapat Dengar Pendapat antara Komisi VI DPR RI dan BUMN Farmasi di Jakarta, Kamis (17/2).

Menurut Irnanda, masih banyak tahapan yang harus dilewati untuk merealisasikan Holding BUMN Farmasi. Dia mengatakan, salah satunya yaitu perlunya peraturan pemerintah (PP) dimana PT Bio Farma ditunjuk oleh pemerintah menjadi perusahaan induk alias holding. Saat ini, terdapat empat BUMN Farmasi, yakni PT Bio Farma, PT Kimia Farma Tbk, PT Indofarma Tbk dan PT Phapros.

Sejauh ini, Irnanda, menyampaikan, Kementerian BUMN belum mengetahui format holding seperti apa yang akan diterapkan untuk BUMN Farmasi. "Ada beberapa alternatif. Bisa nanti berdiri sendiri, atau Bio Farma di atas menjadi holding. Atau ke empat BUMN Farmasi digabungkan menjadi perusahaan baru," terang Irnanda.

Sebetulnya, ungkap Irnanda, pembentukan Holding BUMN Farmasi bukanlah sebuah tujuan utama. Disampaikannya, pengadaan holding pada dasarnya itu untuk meningkatkan daya saing dan value creation untuk BUMN Farmasi. Sehingga, ujar Irnanda, BUMN Farmasi yang ada akan mampu bersaing dengan perusahaan sejenisnya tidak hanya di lingkup nasional, melainkan juga di lingkup global.

Terlebih lagi total tujuan ekspor BUMN Farmasi saat ini tercatat sebanyak 110 negara. "Sebetulnya holding itu bukan tujuan utama, tapi hanya sebagai alat atau kendaraan saja. Holding itu kan untuk value creation dan meningkatkan daya saing tidak hanya nasional tapi global," tutur Irnanda.

Sebelumnya, Irnanda, pernah menyampaikan, kemungkinan besar Bio Farma akan berdiri sendiri karena memiliki bisnis inti yang berbeda, yakni lebih fokus ke industri vaksin. Sedangkan Kimia Farma dan Indofarma masih akan dikaji apakah akan merger, akuisisi atau holding.

Masih mentahnya format pembentukan Holding BUMN Farmasi ini, kata Irnanda, bukan berarti Kementerian BUMN akan berjalan di tempat. Dia menegaskan dalam waktu dekat ini, Kementerian BUMN akan menunjuk konsultan pembentukan Holding BUMN Farmasi.

Irnanda menyebutkan tiga perusahaan yang akan ikut beauty contest sebagai konsultan pembentukan Holding BUMN Farmasi, antara lain PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas. "Kita mengharapkan tahun ini Holding BUMN Farmasi bisa dibentuk. Secepatnya. Tapi, ya itu tadi kita harus menunggu PP saja 1-2 bulan. Belum lagi konsultan yang harus bekerja setidaknya 3-4 bulan. Ditambah kegiatan sosialisasi kepada DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) dan sebagainya," jelas Irnanda.

Terkait pembentukan Holding BUMN Farmasi, sebelumnya, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis Kementerian BUMN, Pandu Djajanto, menyatakan konsep pembentukan holding BUMN farmasi tersebut lebih fokus pada reorganisasi struktur korporasinya, bukan pada produk, ladi, nanti ada yang bertugas melakukan pendistribusian dan perdagangan obat maupun alat kesehatan.

"Konsep kami bukan di produk, tetapi mau reorganisasi struktur korporatnya. Nanti mereka mau bikin (produk) apa ya terserah," ujar Pandu, belum lama ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement