REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN - Dompet Dhuafa akan membangun 100 unit "rumah tumbuh" atau fasilitas hunian bagi korban bencana erupsi Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Pelaksanaan pembangunan 'rumah tumbuh' tersebut saat ini dalam tahap verifikasi dan telah dikoordinasikan dengan pemerintah, diharapan bantuan tersebut tidak salah sasaran dan lokasi pembangunannya aman dari ancaman bahaya Gunung Merapi," kata Direktur Program Dompet Dhuafa, Yuli Pujihardi, pada peluncuran Program Recovery Pascaerupsi Gunung Merapi di Dusun Jaten, Desa Bimomartani, Kecamatan Ngemplak, Sleman, Kamis.
Menurut Yuli, fasilitas hunian merupakan kebutuhan sangat mendasar bagi para korban bencana erupsi Gunung Merapi. "'Rumah tumbuh' ini diharapkan dapat menjadi salah satu faktor pendukung dalam memotivasi pemulihan kehidupannya kembali pascabencana Merapi. Total rumah tumbuh yang akan dibangun bagi korban Merapi sebanyak 100 unit," katanya.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 40 di antaranya siap dibangun dan telah lolos verifikasi dan saat ini sudah mulai dibangun sebanyak sembilan unit di Dusun Jaten Bimomartani. "Pembangunan seluruh rumah tumbuh tersebut ditargetkan selesai Maret dan diharapkan dapat segera ditempati para korban bencana Gunung Merapi," katanya.
Disaster Management Center Divisi Kebencanaan Dompet Dhuafa, Iskandar Darusalam, mengatakan lokasi pembangunan rumah tumbuh tersebut dibangun di atas tanah wakaf dan dari donatur."Konstruksi bangunan rumah tumbuh dirancang lebih kuat dengan dilengkapi fondasi dan diperkirakan bisa tahan selama lima tahun. Sedangkan, konstruksi rangka atap terbuat dari kayu dan seng tiap unit berukuran 6x6 meter senilai Rp 11 juta per unit lengkap dengan fasilitas listrik dan air bersih," katanya.
Ia mengatakan, selain pembangunan rumah tumbuh, program recovery ini diharapkan dapat mengembalikan kehidupan normal masyarakat dan meningkatkan kualitas kehidupan korban bencana Merapi. Total bantuan program pemulihan untuk wilayah Yogyakarta senilai Rp 3,5 miliar meliputi penghijauan, program ekonomi pemberdayaan masyarakat berupa penyediaan warung wisata berikut modal, pendampingan usaha ekonomi dan program peternakan serta pertanian.
"Khusus warung wisata jumlah total yang akan dibangun sebanyak 65 unit dan kini sudah terealisasi 15 unit di Dusun Pangukrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan," katanya.