Jumat 18 Feb 2011 18:43 WIB

Kondisi Ben Ali Kritis

Ben Ali
Foto: Al Jazeera
Ben Ali

REPUBLIKA.CO.ID,  JEDDAH - Mantan Presiden Tunisia Zine al-Abidine Ben Ali berada dalam kondisi kritis di rumah sakit di Jeddah, Arab Saudi, sumber-sumber yhang dekat dengan keluarganya mengatakan. Pemimpin 74 tahun yang digulingkan rakyatnya mengalami stroke dan kini dalam kondisi koma.

"Dia mengalami stroke, dan kondisinya serius," kata sumber itu, menambahkan bahwa Ben Ali jatuh koma "dua hari yang lalu" saat dirawat  di rumah sakit Jeddah.

Ben Ali melarikan diri ke Jeddah setelah digulingkan dalam pemberontakan populer di negaranya, menyerukan untuk mengakhiri pemerintahan 23 tahun. Dia telah tinggal di Arab Saudi sejak 14 Januari.

Sebelumnya, juru bicara pemerintah sementara yang menggantikan rezim Ben Ali tidak  mengkonfirmasi atau membantah laporan bahwa ia berada di rumah sakit. Koran Tunisia Le Quotidientelah melaporkan pada hari Kamis bahwa ia mengalami stroke.

Juru bicara pemerintah Taieb Baccouch mengatakan, pemerintah transisi pimpinan Mohamed Ghannouchi,  akan membahas kondisi Ben Ali selama pertemuan kabinet pada hari Jumat.

Ben Ali dan keluarganya telah melarikan diri ke Saudi Arabia 14 Januari lalu untuk menyelamatkan diri. Seorang juru bicara pemerintah Tunisia belum bersedi memberikan jawaban pasti atas kabar tersebut. Namun sejak kepergiannya, penyelidikan atas praktik korupsi yang dilakukan keluarga Ben Ali terus dilakukan.

Kepala Bank Sentral Tunisia, Mustapha Kemal Nabli menyebutkan sejumlah bank di Tunisia telah mendanai sejumlah transaksi bisnis yang terkait dengan keluarga Ben Ali yang nilainya mencapai 1,3 miliar Euro. Nilai itu setara dengan lima persen dari pembiayaan yang dilakukan perbankan Tunisia dan hampir 30 persen dana yang dibayarkan tidak ada jaminan akan dikembalikan.

Yadh Ben Achour, pengacara Tunisia dan pendiri komisi reformasi politik Tunisia menyebutkan apa yang dialami Ben Ali merupakan 'bukti adanya keadilan di dunia.' Rakyat Tunisia sendiri tidak banyak yang memberikan simpati kepada Ben Ali. ''Bila dia meninggal, kami kehilangan seorang diktator. Kami akan membuka lembaran baru dan memulai hal baru di negeri ini,'' kata Adel, seorang guru di Tunisia

sumber : Al JAzeera
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement