Sabtu 19 Feb 2011 23:47 WIB

Israel Sambut Veto AS, Minta Palestina Berunding Kembali

REPUBLIKA.CO.ID,JERUSALEM--Israel Sabtu menyambut baik veto Amerika Serikat terhadap rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengutuk permukiman Yahudi dan minta pada Palestina untuk kembali ke meja perundingan tanpa syarat. "Israel sangat mengapresiasi keputusan Presiden (Barack) Obama untuk memveto resolusi Dewan Keamanan," kata pernyataan kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu setelah sidang dewan Jumat malam.

"Israel tetap berkomitmen untuk mengejar perdamaian komprehensif dengan semua tetangga kami, termasuk Palestina," tegasnya. "Kami akan mencari solusi yang akan mendamaikan aspirasi sah Palestina akan sebuah negara dengan kebutuhan Israel akan keamanan dan pengakuan."Kementerian luar negeri Israel menyerukan dimulainya kembali pembicaraan damai langsung antara kedua belah pihak.

"Jalan pendek antara Ramallah dan Jerusalem, dan semua Palestina sebaiknya berusaha untuk kembali ke meja perundingan tanpa prasyarat," kata jurubicara kementerian luar negeri Yigal Palmor dalam satu pernyataan."Hanya dengan begitu, dan tidak melalui penggunaan Dewan Keamanan, akan mungkin untuk memajukan proses perdamaian untuk keuntungan kedua belah pihak dan untuk membantu alasan bagi perdamaian dan keamanan di seluruh kawasan itu."

Empatbelas dari 15 anggota Dewan Keamanan memutuskan mendukung resolusi yang mengutuk aktivitas permukiman Israel di wilayah Palestina dan meminta penghentiannya. Tapi Washington telah menggunakan vetonya, yang secara efektif mematahkan resolusi itu, untuk pertama kalinya pemerintah Presiden Barack Obama menggunakan kekuasaan itu di PBB.

Perdamaian yang disponsori AS antara Israel dan Palestina macet pada akhir 2001 setelah berakhirnya pembekuan sementara terhadap pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat. Upaya dilakukan oleh Washington untuk membujuk Israel agar memberlakukan kembali pembekuan yang terhenti pada Desember, dan Palestina menolak untuk meneruskan pembicaraan sementara Israel membangun di tanah yang mereka inginkan untuk negara mereka yang dijanjikan.

sumber : antara/AFP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement