REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO - Ketidakstabilan terkait demonstrasi di Mesir telah menangguhkan tender bagi reaktor tenaga nuklir pertama negara itu. Demikian surat kabar milik pemerintah melaporkan.
"Telah diputuskan untuk menangguhkan tender internasional bagi pembangunan reaktor tenaga nuklir pertama di Al-Dabaa hingga stabilitas situasi di negara ini," kata surat kabar Al-Ahram.
Proses tender, yang sedianya dilakukan pada Januari, telah ditangguhkan untuk menjamin jumlah terbesar perusahaan dari negara-negara yang berbeda untuk mengambil bagian dalam tender. ''Hal ini guna menjamin kompetisi yang sebenarnya,'' kata harian tersebut.
Program nuklir Mesir telah dibekukan pada 1986 menyusul bencana Chernobyl di Ukraina. Pada 2007, mantan presiden Hosni Mubarak mengumumkan program nuklir kembali digulirkan. Dia saat itu mengatakan empat reaktor tenaga nuklir sipil akan dibangun di bawah pengawasan ketat Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).
Mubarak telah dipaksa lengser dari jabatannya pada 14 Februari lalu setelah gelombang demonstrasi rakyat yang belum pernah terjadi sebelumnya meminta pengunduran dirinya. Pemerintah militer sekarang memerintah sementara untuk menggantikannya. Dewan Tinggi Pasukan Bersenjata Jumat (18/2) kemarin memperingatkan bahwa mereka tidak akan mentoleransi lagi demonstrasi yang mengganggu ekonomi Mesir.