REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Ratusan pecinta sepak bola Indonesia menggelar aksi demonstrasi meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap dan mengusut dugaan keterlibatan Nurdin Halid dalam korupsi Rp 1,7 miliar dana APBD untuk klub sepakbola Persisam Samarinda pada 2007. Dengan menggunakan 20 lebih metro mini, ratusan pecinta sepakbola Indonesia yang menyerukan "Revolusi PSSI" di depan gedung KPK, Jakarta, Rabu (23/2) tersebut berorasi sambil mempertanyakaan keberanian KPK menangkap Ketua umum PSSI Nurdin Halid.
Para pecinta sepakbola Indonesia yang mengenakan kaos berwarna merah tersebut membawa spanduk dengan berbagai ukuran. Beberapa di antaranya berfoto Nurdin Halid dengan tanduk di kepala dan bertuliskan "Revolusi PSSI" dan "Mafia PSSI".
Setelah berorasi sekitar 30 menit di depan pintu masuk gedung KPK, para pecinta sepakbola yang sebelumnya melakukan aksi demonstrasi di Bundaran Hotel Indonesia itu bergerak ke Gelora Bung Karno untuk bergabung dengan pecinta bola lainnya menggelar aksi damai di depan kantor PSSI.
Pecinta sepakbola Indonesia yang tergabung dalam "Save Our Soccer" sebelumnya telah mendesak agar KPK menetapkan Nurdin Halid sebagai tersangka karena diduga terkait dengan kasus cek pelawat. Dugaan tersebut muncul berdasarkan pengakuan terpidana Hamka Yandhu bahwa Nurdin Halid juga menerima cek pelawat sebesar Rp 500 juta dalam pemilihan Miranda Goeltom sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada 2004.
Desakan "Save Our Soccer" tersebut juga dilakukan agar KPK menindaklanjuti putusan Pengadilan Negeri Samarinda pada 2 Februari 2011 atas kasus penyalahgunaan dana APBD Persisam Samarinda.
Putusan tersebut menyebutkan bahwa Nurdin Halid menerima Rp 100 juta dari mantan manajer Persisam Samarinda, Aidil Fitri, yang telah terbukti melakukan korupsi dana APBD untuk klub sepak bola di Samarinda senilai Rp 1,7 miliar.