REPUBLIKA.CO.ID,TEHERAN--Mantan presiden Mesir Hosni Mubarak dilaporkan terbang ke Arab Saudi guna mendapatkan perawatan medis, menurut kantor berita IRNA pada Rabu. Setelah gagal mendapatkan visa masuk ke negara Barat yang semula mendukungnya karena tekanan dari opini publik, mantan presiden Mesir itu bertolak ke salah satu negara yang merupakan sekutu paling strategisnya terkait kebijakan rezim Zionis dan AS di kawasan itu, Arab Saudi.
Menurut beberapa koresponden IRNA yang melaporkan atas dasar siaran televisi Al-Hura, Mubarak tampaknya akan melakukan perawatan terhadap kanker pankreas yang dideritanya di sebuah rumah sakit bernama Tabuk di Arab Saudi.
Laporan itu mengatakan, Mubarak pernah melakukan operasi di Jerman karena alasan kesehatan yang sama, juga menyebutkan bahwa ia sempat menolak menerima perawatan atas kanker yang dideritanya setelah mengungsi ke Sharm el-Sheikh dari istananya di Kairo, sehingga kemudian memperburuk kondisi kesehatannya.
Dua bulan sebelumnya, diktator Tunisia Zine el-Abidine Ben Ali juga melarikan diri ke Arab Saudi. Arab Saudi mungkin akan menjadi tempat bagi sejumlah diktator Arab lainnya yang "terpaksa" melarikan diri dari negerinya karena pergerakan yang mengusung perubahan di tanah airnya masing-masing.