REPUBLIKA.CO.ID,MEDAN - Aksi menolak pencalonan kembali Nurdin Halid sebagai ketua umum PSSI meluas hingga ke Medan. Kali ini ratusan pendukung PSMS Medan yang melakukan aksi penolakan Nurdin Halid pada Kamis (24/2).
Massa yang tergabung dalam Suporter Medan Pecinta Ayam Kinantan (Smeck) Hooligans tersebut melakukan aksinya di beberapa lokasi seperti di Bundaran Majestik, Kantor PSSI Sumut dan KONI Medan. Aksi unjuk rasa tersebut diawali di Stadion Medan sebagai titik kumpul yang dilanjutkan konvoi menggunakan odong-odong dan sepeda motor menuju Bundaran majestik, Kantor PSSI Sumut dan terakhir di Kantor KONI Medan.
Mereka juga membawa berbagai atribut seperti keranda yang bertuliskan "Nurdin Go To Hell", ''Nurdin dan Rezim Seret ke Neraka'' dan berbagai spanduk lainnya. Di Kantor PSSI Sumut, tidak ada seorang pun yang dapat mereka temui. Sebelum pergi, mereka menuliskan kata-kata "Nurdin Turun, revolusi PSSI" di pintu masuk kantor tersebut.
Aksi itu juga menyita perhatian masyarakat sekitar yang kebetulan sedang melintas dan beraktivitas di sekitar tempat mereka melakukan orasi. Aparat kepolisian juga diterjunkan guna mengamankan jalannya aksi.
Dalam aksinya, koordinator aksi Boby Septian mengatakan setidaknya ada 10 dosa yang dilakukan Nurdin Halid selama memimpin PSSI. Diantaranya yakni Nurdin telah menggunakan politik uang saat bersaing menjadi ketua Umum PSSI pada November 2003 dengan Soemaryoto dan Jacob Nuwawea. Nurdin juga dinilai telah membohongi FIFA dengan menggelar Munaslub di Makasar pada 2008 untuk memperpanjang masa jabatannya. Tidak jelasnya laporan keuangan terutama dana Goal Project dari FIA yang diberikan setiap tahunnya.
Banyak terjadi suap dan makelar pertandingan, bahkan banyak yang melibatkan petinggi PSSI lainnya. Nurdin juga dianggap terlalu banyak melakukan intervensi terhadap keputusan-keputusan Komdis sebagai alat lobi untuk kepentingan pribadi dan menjaga posisinya sebagai ketua umum. "Nurdin merupakan satu-satunya ketua umum PSSI dalam sejarah yang memimpin organisasi dari balik jeruji besi. Yang lebih jelas lagi selama ini tim nasional tidak memiliki prestasi yang cukup membanggakan," katanya.
Ketua Smeck Hooligans, Nata Simangunsong, mengatakan aksi tersebut mereka lakukan semata-mata karena rasa keprihatinan terhadap dunia pesepakbolaan nasional yang jauh dari prestasi dalam beberapa tahun ini. "Kita ingin PSSI dipimpin oleh orang-orang yang bersih dan mengerti sepakbola serta memiliki visi memajukan dunia pesepakbolaan nasional," katanya.