REPUBLIKA.CO.ID, LOME/NIAMEY - Tiga sandera asing telah dibebaskan Jumat, lebih dari lima bulan setelah mereka diculik di Niger dan disandera oleh kelompok Al Qaida Afrika Utara (AQIM), demikian menurut beberapa pejabat. Seorang warga Togo dan seorang Malagasi yang bekerja untuk Vinci di Niger dan warga Prancis isteri seorang pegawai perusahaan nuklir Areva telah dibebaskan dan diserahkan pada pemerintah di Niger sebelum melakukan perjalanan ke ibukota negara itu, Niamey.
Ketiganya merupakan bagian dari kelompok tujuh orang yang ditangkap di kota tambang uranium Arlit di Niger utara pada September lalu dalam serangan yang menandai peningkatan ancaman gerilyawan Islam di wilayah padang pasir Afrika barat itu. Tidak ada berita mengenai nasib empat sandera Prancis lainnya.
"Pemerintah Togo dengan amat senang mengumumkan bahwa rekan kami Alex Kodjo Ahunadou akhirnya dibebaskan," kata Menteri dalam Negeri Togo Pascal Bodjona pada wartawan.
Bodjona menyatakan seorang sandera Malagasi juga telah dibebaskan Jumat, tapi tidak memberikan rincian lagi. Prancis memastikan bahwa Francoise Larribe, yang menderita penyakit kanker dan telah menerima paket obat pada November yang dikirim oleh pemerintah Prancis, juga telah dibebaskan.
"Pikiran kami semua pada Daniel Larribe dan ketiga pegawai kelompok Vinci yang masih disandera, pada sispa setiap orang menginginkan hasil positif yang sama secepat mungkin," kata Areva dalam satu pernyataan setelah pembebasan itu.
Areva memiliki sejumlah kepentingan tambang uranium di Niger utara, sementara Sogea-Satom, cabang Vinci, bekerja sebagai kontraktor di wilayah itu. Risiko penculikan telah meningkat di Niger, oleh gerilyawan Islam ataupun orang-orang bersenjata lokal yang bekerjasama dengan mereka, menimbulkan ketertarikan besar dari orang-orang Barat pada sejumlah bagian yang tak pernah didatangi di Mauritania, Mali dan Niger.
Seorang wanita Italia yang diculik di Aljazair awal Februari, juga disandera oleh Al Qaida. Negara-negara Barat yang dipimpin oleh Prancis dan AS berusaha untuk meningkatkan kerja sama regional tapi upaya itu terganggu oleh kurangnya sumber, persaingan regional dan tingkat keterlibatan lokal.
Beberapa pakar keamanan mengatakan AQIM telah mengumpulkan jutaan dolar uang tebusan dari pembebasan sandera. Prancis telah mengirim tentara pasukan khusus untuk berusaha menyelamatkan dua warga Prancis yang diculik Januari lalu, tapi keduanya tewas dalam operasi itu.