Selasa 01 Mar 2011 08:00 WIB

Aset Libya 30 Miliar Dolar Dibekukan AS

Ilustrasi
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON--Pemerintah Amerika Serikat Senin mengatakan mereka telah membekukan sedikitnya 30 miliar dolar aset Libya, jumlah terbesar yang pernah diblokir, menurut "kaisar sanksi AS" David Cohen. Pemerintah AS telah mentargetkan Muammar Gaddafi, empat anggota keluarganya dan badan-badan pemerintah Libya (sebagai sasaran pembekuan aset), Jumat, setelah pergolakan yang telah menyaksikan lebih dari 1.000 orang tewas.

"Sampai sekarang ini sedikitnya 30 miliar dolar aset pemerintah Libya di bawah jurisdiksi AS telah diblokir," kata Cohen. Itu pemblokiran terbesar berdasarkan program sanksi yang pernah terjadi.

Cohen, yang berbicara dalam konferensi pers dengan wartawan melalui telepon, mengatakan sanksi lebih lanjut dapat dilakukan. "Kami sedang mempertimbangkan apakan akan menambahkan (sasaran sanksi) ke daftar perorangan."

Ia menyebutkan bahwa Uni Eropa telah mensahkan sanksi yang mentargetkan sekitar 20 orang selain Gaddafi dan anak-anaknya. Libya dan pemimpinnya diduga menguasai miliaran dolar dalam sejumlah rekening bank asing, uang yang sebagian besar dikumpulkan sedikit demi sedikit dari kekayaan minyak negara itu yang sangat besar.

Menurut satu pesan 2010 dari kedutaan besar AS di Tripoli, yang diperoleh oleh Wikileaks, dana kekayaan yang berkuasa (negara) Libya menguasai 32 miliar dolar uang kontan dan "beberapa bank Amerika masing-masing mengurus 300-500 juta dolar". "Kami yakin bahwa ... bank sentral dan dana kekayaan negara, Otoritas Investasi Libya, dikendalikan oleh Kolonel Gaddafi dan keluarganya," kata Cohen.

Departemen keuangan AS sebelumnya telah memperingatkan bank-bank untuk mewaspadai transfer keuangan yang terkait dengan para pemimpin politik Libya. Cohen menyatakan bahwa tidak ada bukti segera bahwa pemerintah Libya telah memindahkan uang dari AS sebelum sanksi dijatuhkan. Ia menyatakan, AS percaya "ada aset substansial milik negara Libya di Eropa dan bahwa aset itu dikuasai oleh Kolonel Gaddafi dan anak-anaknya".

sumber : antara/AFP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement