Selasa 01 Mar 2011 21:06 WIB

Oposisi Thailand Ajukan Mosi Tidak Percaya kepada Abhisit

Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva
Foto: AP
Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK - Oposisi Thailand, Partai Puea Thai, Selasa (1/3), mengajukan mosi tidak percaya kepada Ketua Dewan Perwakilan terhadap PM Abhisit Vejjajiva dan sembilan anggota kabinet. Alasa pengajuan mosi adalah kesalahan mereka di pemerintahan negara dan korupsi.

Anggota parlemen Partai Puea Thai Mingkwan Saengsuwan, dalam kapasitasnya sebagai kepala tim debat oposisi, dan ketua oposisi Witthaya Buranasiri mengajukan mosi tidak percaya itu kepada Ketua DPR Chai Chidchob, yang didukung oleh 122 anggota parlemen oposisi. Mosi yang dipilih adalah kegagalan pemerintah dalam mengelola negara dan inefisiensi perusahaan serta korupsi.

Pemerintah Abhisit juga dituduh menyalahgunakan kekuasaan dengan penegakan hukum yang tidak memerlukan keamanan khusus, membatasi kebebasan dan hak-hak rakyat. Delapan menteri dituduh korupsi, sedangkan perdana menteri akan dituding karena kurangnya kepemimpinan dan kewarganegaraan ganda nya - baik di Thailand dan di Inggris.

Partai Puea Thai sebelumnya mengajukan mosi kepada Ketua Senat dalam usahanya untuk mendakwa Perdana Menteri Kabinet Abhisit dan delapan anggotanya, tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut tuduhan dalam dokumen pemakzulan denga dalih itu adalah dokumen resmi.

Ketua DPR Chai mengatakan tanggal perdebatan belum ditetapkan dan ia tidak dapat mengetahui apakah kasus itu akan diselenggarakan 8-9 Maret seperti yang diminta oleh oposisi saat dia harus memverifikasi langkah pertama, dan akan meneruskannya kepada pemerintah dalam waktu 15 hari.

Dia bersikeras oposisi akan berusaha mengadakan debat celaan empat hari dan pemungutan suara pada hari kelima. Sembilan menteri kabarnya akan dicopot, termasuk perdana menteri sendiri.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement