REPUBLIKA.CO.ID,LONDON--Inggris, Selasa mengatakan pihaknya akan memberhetikan sekitar 11.000 personil angkatan bersenjatanya sebagai bagian dari pengurangan anggaran pertahanannya untuk membantu meringankan defisit anggaran negara itu. Pengumuman itu merupakan rincian dari data luas yang digariskan menteri keuangan George Osborne dalam peninjauan kembali pengeluaran Oktober lalu. Jumlah angkatan bersenjata Inggris akan dikurangi 17.000 personil pada tahun 2015.
"Akan ada peluang bagi individu-individu untuk menjadi relawan dan ada kemungkinan kami akan memenuhi target personil melalui relawan-relawan," kata Menteri Pertahanan Loam Fox dalam satu pernyataan. "Tetapi beberapa pilihan sulit tidak dapat dielakkan," tambahnya.
Pengurangan pasukan itu mungkin akan berdampak pada pasukan garis depan di Afghanistan, di mana Inggris memiliki 9.500 personil,yang merupakan penyumbang terbesar kedua setelah Amerika Serikat pada Pasukan Bantuan Keamanan Internasional yang dipimpin NATO. Menurut surat kabar Telegraph, menteri-menteri menginformasikan kepada militer bahwa tidak ada pasukan yang bertugas di Afghanistan apabila pengurangan dimulai September.
Akan tetapi, bahwa itu akan berarti hampir seluruh personil yang kini di negara yang porak poranda akibat perang itu memenuhi syarat bagi pemberhentian apabila mereka pulang sebelum batas waktu pengurangan September. Brigjen Richard Nugee dari bagian personil militer, mengemukakan kepada surat kabar itu bahwa "pesan-pesan akan dikirim ke para para komandan."
"Mereka akan memberikan penjelasan kepada individu-individu yang berada di lapangan, apakah mereka yang berada di Afghanistan atau apakah mereka di tempat-tmpat lainnya ," tambahnya. Para pemimpin militer menyatakan khawatir bahwa pengurangan itu dapat berdampak pada penampilan staf di garis depan.
"Tentu ancaman pengurangan itu akan berdampak pada moral prajurit di lapangan . Kenapa tidak?" kata Kolonel Douglas Young, ketua eksekutif Federasi Angkatan Bersenjata Inggris, kepada surat kabar itu. "Prajurit pria dan wanita di Afghanistan atau di kawasan Laut Tengah akan tetap bertindak secara profisional, seperti yang biasa mereka lakukan. Tetapi pengurangan pasukan tidak menganggu," tambahnya.
Kementerian Pertahanan (MoD) juga mengakui bahwa staf Angkatan Udara Kerajaan (RAF) yang kini bertugas akan menghadapi kehilagan pekerjaan pada 1 September jika mereka pulang, kata surat kabar Guardian. Osborne pada Oktober mengumumkan pemerintah akan mengurangi pengeluaran pertahanan delapan persen dalam empat tahun kedepan dalam usaha mengatasi defisit yang berkisar 10 persen dari Pendapatan Kotor Domestik.