REPUBLIKA.CO.ID, CHRISTCHURCH-- Butuh setidaknya sepuluh tahun untuk membangun kembali Christchurch, kata pejabat setempat pada Kamis dan menambahkan, perlu beberapa bulan untuk dapat membuka kembali kota yang diguncang gempa itu.
Jadwal tersebut diperkirakan dengan mempertimbangkan kerusakan di kota terbesar kedua negara itu yang jumlah korban tewas sejak gempa pekan lalu sudah mencapai 161 jiwa dan tampak akan bertambah hingga lebih dari 240 orang.
Kepala Pertahanan Sipil John Hamilton mengonfirmasi bahwa pejabat terkait saat ini yakin bahwa sudah tidak ada warga yang terperangkap di reruntuhan bangunan di kota itu yang masih selamat.
Orang terakhir yang ditemukan hidup dan ditarik dari timbunan puing bangunan pada Rabu pekan lalu, sehari setelah gempa berkekuatan 6,3 skala Richter itu mengguncang. "Seiring waktu berjalan, peluang untuk menemukan seseorang hidup menghilang dan akhirnya pada titik tertentu kami mengalihkan fokus dari usaha penyelamatan kepada pemulihan kota. Kami sedang berada di posisi itu saat ini," kata Hamilton.
Penjabat Menteri Pembangunan Ekonomi David Carter mengatakan Selandia Baru butuh "lebih dari sepuluh tahun" untuk membangun kembali Christchurch, gerbang utama negara tersebut di Pulau Selatan. Ia mengatakan usaha yang dilakukan saat ini diusahakan secepat mungkin namun hal itu merupakan "proyek besar".
Walikota Christchurch Bob Parker mengatakan distrik pusat bisnis (CBD) akan tetap ditutup selama beberapa bulan. "Anda dapat melihat tingkat kehancuran yang kami alami di CBD dan membutuhkan beberapa bulan sebelum kawasan itu dibuka kembali," katanya dalam suatu pertemuan dengan wartawan.
"Namun mengenai jadwal pasti pembangunan, kami belum memiliki informasinya hingga saat ini. Namun Parker mengatakan kota itu diharapkan dapat menjadi tuan rumah pertandingan Piala Dunia Rugby yang dijadwalkan tahun ini.
Kondisi beberapa hotel di dalam kota juga masih dipertanyakan dan sedang menunggu penilaian dari para insinyur. "Kami harus bersikap pragmatis dan realistis dan akomodasi adalah salah satu masalah yang menjadi perhatian kami," kata Parker.