REPUBLIKA.CO.ID,Korea Utara meningkatkan kampanye untuk memblokir informasi mengenai unjuk rasa pro-demokrasi di dunia Arab. Mereka khawatir berita-berita ini akan memancing hal yang sama di Korut. Demikian dinyatakan kepala intelijen Korea Selatan.
"Korea Utara takut berita-berita di media akan mempengaruhi indoktrinasi ideologis," kata legislator Won Sei-Hoon dalam pertemuan tertutup komite intelijen parlemen Korsel. "Mereka meningkatkan pengawasan terhadap informasi untuk mencegah gangguan publik."
Negara komunis ini memang kerap mengontrol akses internet. Mereka berupaya memblokir sumber informasi lain mengenai dunia luar. Namun DVD dan ponsel yang diselundupkan dari Cina menyulitkan pengawasan tersebut.
Survei yang dilakukan oleh dua akademisi AS terhadap 1.600 pengungsi Korea Utara menunjukkan, sekitar setengah dari mereka memiliki akses ke berita atau hiburan asing.
Namun, sebagian besar analis menyatakan, kemungkinan pemberontakan di Korut kecil, mengingat tidak adanya akses Internet dan kurangnya lembaga yang bisa menyatukan para pemberontak.