Ahad 06 Mar 2011 14:08 WIB

Presiden Yaman Ngotot Berkuasa Hingga 2013

Aksi unjuk rasa besar-besaran di Sanaa, Yaman
Foto: Reuters
Aksi unjuk rasa besar-besaran di Sanaa, Yaman

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA - Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh pada Sabtu (5/3) menegaskan kembali bahwa ia akan masih berkuasa sampai masa jabatannya berakhir pada 2013, dan menolak sebuah peta jalan transisi oposisi untuk membuatnya mundur pada 2011, menurut kantor berita resmi Saba. "Butir keempat usulan oposisi, yang mengatur Saleh untuk mundur pada tahun 2011, bertentangan dengan butir ketiga usulan itu, yang menyatakan bahwa mencapai transisi kekuasaan yang damai dan mulus berdasarkan komitmen Presiden Saleh bahwa ia tidak akan kembali mencalonkan dirinya lagi setelah berakhir masa jabatannya pada tahun 2013, maupun untuk mengalihkan kekuasaan kepada putranya," kata Saba mengutip sumber resmi di kantor kepresidenan.

"Intinya lima butir peta jalan usulan oposisi itu tidak jelas dan interpretasi sewenang-wenang yang merupakan suatu kudeta terbuka terhadap demokrasi dan konstitusi Yaman," katanya, dan menambahkan bahwa "setiap upaya untuk pelanggaran konstitusi tidak diterima." Tanggapan resmi pemerintah itu terjadi tiga hari setelah oposisi menyerahkan penawaran kepada presiden, di mana ia mengatakan usulan tersebut menjamin akhir terhormat bagi kekuasaan 33 tahun Saleh dalam tahun ini, melalui pelaksanaan pemilihan presiden, di mana Saleh tidak akan ambil bagian tapi cukup mengawasi pelaksanaan pemilu itu.

Dalam berita sebelumnya, Ali Abdullah Saleh menyatakan menolak usulan koalisi oposisi untuk sebuah peta jalan transisi, yang akan membuatnya mundur pada 2011, kata seorang pemimpin oposisi Jumat. "Presiden menolak usulan yang diberikan kepadanya melalui mediasi tokoh-tokoh keagamaan dua hari lalu," kata ketua bergiliran oposisi Mohammed al-Mutawakil kepada Xinhua.

Tawaran oposisi itu termasuk menghentikan dengan terhormat jabatan Saleh yang sudah berlangsung 33 tahun dalam tahun ini melalui pengadaan pemilihan presiden, di mana Saleh tidak akan mengambil bagian di dalamnya, tapi mengawasi saja. "Kami berharap bahwa Saleh akan menjadi mantan presiden, bukan presiden yang digulingkan," kata al-Mutawakil.

Juru bicara partai berkuasa Abdul-Hafith al-Nahari kepada Xinhua menjelaskan, Saleh tidak menolak ide awal oposisi untuk melanjutkan dialog nasional, namun mengatakan "partai yang berkuasa bersikeras pada hak konstitusional Saleh bahwa ia tidak akan mundur sampai masa presidennya berakhir pada September 2013." Koalisi oposisi juga mengirim catatan kepada para ulama dan pemimpin, menuntut mereka untuk menyatakan sikap mereka, menurut al-Mutawakil.

Sementara itu, Al Kathir, suku terbesar di provinsi selatan tenggara Hadramout, Jumat menegaskan dukungannya kepada Saleh dan keamanan kesatuan negara serta stabilitas, menurut kantor berita milik negara Saba. Terinspirasi oleh protes-protes Mesir, ribuan warga Yaman terus mementaskan aksi unjuk rasa pro dan anti-rezim di seluruh negeri, termasuk ibu kota Sanaa.

Negara ini menyaksikan unjuk rasa anti-pemerintah besar-besaran yang diikuti puluhan ribu orang di seluruh negeri pada Jumat, untuk menegaskan kembali permintaan mereka agar Presiden Saleh mengakhiri kekuasaan yang sudah dipegangnya selama 33 tahun. Para pendukung Saleh mengadakan, kontra-demonstrasi di beberapa kota besar, termasuk di Sanaa, telah digelar tetapi mereka kalah jumlah dari demonstran anti-rezim, menurut sumber-sumber keamanan.

sumber : Antara/Xinhua-OANA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement