Selasa 08 Mar 2011 15:03 WIB

Staf Khusus Nurdin Halid Soroti Pemberitaan Televisi

Nurdin Halid
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Nurdin Halid

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Staf Khusus Ketua Umum PSSI menyoroti salah satu media televisi nasional yang menyebutkan informasi kurang tepat soal dasar hukum pelaksanaan Kongres PSSI mendatang. Terutama penyebutan bahwa Kongres PSSI pada 26 Maret 2011 dan Kongres Pemilihan sebelum tanggal 30 April itu tidak lagi menggunakan statuta PSSI, melainkan harus memakai standard statuta FIFA.

"Jadi, tidak tepat kalau informasi yang ditayangkan dalam stasiun televisi tersebut bahwa Kongres PSSI ini harus berdasarkan Standard Statuta FIFA. Yang benar adalah berdasarkan FIFA Standard Electoral Code," kata Staf Khusus Ketua Umum PSSI, Yosef Tor Tulis, seperti dikutip dari situs resmi PSSI, Selasa (8/3).

Menurut Yosef, masyarakat perlu melihat kembali tentang instruksi FIFA kepada PSSI. FIFA menginstruksikan PSSI untuk menyelenggarakan Kongres tanggal 26 Maret 2011 guna memilih Komisi Pemilihan dan mengadopsi Electoral Code berdasarkan kepada FIFA Standard Electroral Code.

Yosef menyatakan masyarakat perlu memahami perbedaan antara Standard Statuta FIFA, FIFA Standard Electoral Code dan Statuta PSSI. Standard Statuta FIFA adalah draf pedoman bagi negara anggota FIFA dalam membuat statutanya.

"Secara lebih sederhananya, Standard Statuta FIFA adalah draf dasar yang kemudian PSSI melakukan proses penyempurnaan menjadi Statuta PSSI dengan di bawah arahan FIFA langsung,'' kata Yosef. ''Artinya, setelah Statuta PSSI ini diratifikasi, maka Standard Statuta FIFA sudah tidak digunakan lagi karena sudah bertransformasi menjadi Statuta PSSI.''

 

Klasemen Liga 1 Musim 2024
Pos Team Main Menang Seri Kalah Gol -/+ Poin
1 Pusamania Borneo Pusamania Borneo 10 6 3 1 16 10 21
2 Persebaya Surabaya Persebaya Surabaya 10 6 3 1 9 4 21
3 Persib Bandung Persib Bandung 10 5 5 0 18 10 20
4 Bali United Bali United 10 6 2 2 16 8 20
5 Persija Persija 10 5 3 2 15 6 18
sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement