REPUBLIKA.CO.ID, BENGHAZI/RAS LANUF - Pesawat-pesawat tempur Libya melancarkan serangan udara terhadap pasukan oposisi di kawasan timur, Selasa (8/3). Kedua pihak berhadapan di satu garis depan baru, terletak dekat terminal-terminal ekspor minyak penting.
Medan tempur berubah dalam serangan dan kontra serangan antara tentara pemberontak, melawan pasukan Libya di satu zona penyangga gurun tandus dan semak belukar perbatasan wilayah timur dan barat. Pasukan oposisi terdiri dari relawan-relawan muda dan militer pro-Gaddafi yang pembelot.
Oposisi Libya menolak isyarat-isyarat dari wakil Muamar Gaddafi untuk melakukan perundingan kepergiannya. Cengkeram kekuasaan Gaddafi semakin keras mendapat tantangan.
Ada tiga serangan udara dekat posisi-posisi pemberontak di pinggiran terminal minyak Ras Lanuf, Selasa (7/3). Tidak ada laporan mengenai korban.
"Saya mengonfirmasikan bahwa kami menerima kontak dari seorang wakil Gaddafi yang berusaha merundingkan kepergian Gaddafi. Kami menolak itu," kata seorang pejabat oposisi, Dewan Nasional Libya, Mustafa Gheriani.
Ia menambahkan "Kami tidak akan berunding dengan seorang yang menumpahkan darah rakyat Libya dan terus melakukan hal itu. Mengapa kami mempercayai orang jahat itu sekarang?" kata jubir dewan yang berpangkalan di kota terbesar kedua Libya, Benghazi.
Dalam satu pidato keras dan menantang, Gaddafi bersumpah akan terus berperang. Ia menyatakan kepada para pendukungnya tidak akan meninggalkan Libya dan tidak mengakhiri kekuasaan 41 tahunnya.
Stasiun televisi Al Jazeera mengatakan pemerintah Libya membantah melakukan perundngan dengan pemberontak. Putra Gaddafi, Saadi mengemukakan kepada televisi berbahasa Arab itu bahwa jika pemimpin itu tunduk pada tekanan internasional dan meninggalkan Libya maka akan terjadi perang saudara.
Saadi mengatakan bahwa jika Gaddafi melepaskan kendali kekuatan penuh angkatan bersejatanya ini juga dapat mendorong Libya dalam perang saudara karena perpecahan suku dan sementara militer terbatas menjaga "lokasi-lokasi strategis" dan terhadap ancaman-ancaman asing.
Oposisi mengatakan pasukan pemerintah telah mengerahkan tank-tank mereka dekat kota Bin Jawad. Sedangkan pemberontak mundur ke kota minyak Ras Lanuf dan membangun satu pos pemeriksaan garis depan.
Kedua kota itu terletak sekitar 60km dari jalan pantai yang strategs di sepanjang Laut Mediterania yang menuju pangkalan Gaddafi, Tripoli.
Para saksi mata mengatakan ada satu serangan udara sekitar pukul 11:00 waktu setempat dekat satu daerah permukiman Ras Lanuf. Seorang saksi mata Reuters melihat satu lubang berdiameter tiga meter di pinggir sebuah jalan dekat pos pemeriksaan pemberontak.
Serangan udara juga dilaporkan awal hari ini. Oposisi menembaki pesawat itu dan menerikan yel-yel anti-Gaddafi.
Ratusan orang tewas dalam pemberontakan yang meletus pertengahan Februari dan beberapa negara mendorong diberlakukan zona larangan terbang yang akan membuat pesawat-pesawat tempur dan helikopter-helikopter Gaddafi tidak bisa beroperasi dan mematikan kekuasaannya atas wilayah negara itu.
Sumber di perusahaan minyak mengatakan, Senin, bahwa pelabuhan-pelabuhan Ras Lanuf dan Brega tidak beroperasi karena kegiatan militer di sekitarnya. Banyak pemberontak tidak memiliki senjata. Mereka tidak memiliki pesawat tempur untuk mendukung gerakan. Sebagian besar hanya mengandalkan senapan-senapan mesin dan granat-granat berpelontar roket.