REPUBLIKA.CO.ID, TUCSON, ARIZONA - Pada peringatan 40 tahun pertarungan bersejarah Ali-Frazier dan Muhammad Ali berkunjung ke markas latihan bisbol, Selasa (8/3). Ali mendapat sambutan hangat sedangkan Joe Frazier terkenang dengan pertarungan besar yang dimenanginya saat itu.
Frazier menang angka dalam laga 15 ronde atas Ali di Madison Square Garden sehingga tetap berhak atas sabuk juara dunia, pada pertarungan pertama dari tiga duel yang mereka lakoni. Ali memenangi pertarungan 1974 di New York dan 1975 di Manila.
Ali mengunjungi markas klub Chicago White Sox, tempat latihan menjelang musim kompetisi, di Tucson, Selasa, dan menerima kaos dari klub Major League Baseball dengan nomor 40 serta "Champ" tempat nama pemain biasanya ditempelkan.
Pertarungan Ali-Frazier itu diadakan sebelum muncul tivi kabel atau "pre-pay-per-view" sehingga pertandingan dapat diketahui hanya melalui radio. Kala itu telepon tanpa kabel serta internet masih berupa fantasi.
Frazier (67) menyatakan dalam wawancara dengan ESPN, pertarungan dan kemenangannya atas Ali merupakan hal terbesar dalam karirnya. Ketika itu Ali mengatakan Frazier bukan petinju besar sampai akhirnya ia membuktikannya di atas ring.
"Ia berulang kali mengatakan di mana pun betapa hebatnya ia dan betapa kuatnya dia," kata Frazier, "Akhirnya ia saya bungkam. Ia saya kalahkan." "Ia mengatakan ia Tuhan. Saya katakan "Tuhan, kamu berada di tempat salah malam ini."
Ali, kini berusia 69 tahun dan menderita Parkinson, kehilangan gelar kelas berat pada 1967 karena menolak masuk angkatan bersenjata AS, sebagai ungkapan anti perang. Namun sikap itu justru membuatnya menjadi legenda olahraga di seantero dunia.
"Saya melawannya dan menunjukkan siapa sebenarnya Joe Frazier," kata Frazier, yang menyebut nama Ali dengan menggunakan nama lama, Cassius Clay.
"Anda jangan mendengarkan semua apa yang dikatakannya. Saya tidak membiarkan ucapannya menyakiti saya. Saya mengerti manusia macam apa dia. Biarkan ia berceloteh sesuka hatinya," katanya.
Frazier mendominasi pertemuan yang ia sebut "Pertarungan Abad ini", ketika menjatuhkan Ali pada ronde terahir. Ali sempat bangkit kembali, tetapi disungkurkan lagi hingga tak berkutik.
Ali menunggu sampai tiga tahun untuk mengincar sabuk itu, hingga akhirnya Frazier harus melepas sabuk itu kepada George Foreman. Frazier dihentikan Foreman pada 1973, di ronde kedua di Kingston, Jamaica.
Pada awal 1974, Ali menang angka dalam laga 12 ronde atas Frazier sebelum ia dirubuhkan dalam tarung delapan ronde oleh Foreman di Kinshasa, Zaire. Pertarungan itu disebut dengan istilah "Rumble in the Jungle".
Frazier dan Ali bertemu terakhir kali di Manila ketika Ali mempertahankan sabuknya setelah Frazier tidak mampu beranjak dari sudut ring pada ronde terakhir ke-15. Pertandingan kedua petinju kondang itu disebut-sebut sebagai trilogi sejarah tinju besar sepanjang masa.
Ali mengakhiri karirnya dengan rekor 56-5 di antaranya 37 kali KO sedangkan Frazier mundur saat rekornya 32-4 dengan sekali seri dan 27 menang KO.