REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa, Lukman Edy memperkirakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan melakukan reshuffle kabinet dengan memilih sejumlah anggota DPR untuk ditunjuk menjadi menteri.
Lukman Edy di Gedung DPR RI di Jakarta, Kamis, mengatakan, SBY kemungkinan akan mengambil anggota DPR yang mampu melakukan komunikasi politik secara baik sekaligus menjalin komunikasi yang baik dengan politisi di Senayan.
Menurut dia, Presiden SBY juga tetap akan mempertahankan koalisi yang ada dan tidak mendepak Golkar dan PKS. "Saya memperkirakan, koalisi tetap utuh, tidak akan ada perombakan koalisi. Sementara reshuffle tetap akan terjadi dan akan dilakukan oleh Presiden SBY," kata
Mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal itu menambahkan, bila Partai Golkar dan PKS didepak dari koalisi, maka akan menimbulkan ketegangan politik. Karena itu, Presiden SBY tidak akan mengubah komposisi koalisi. "Presiden SBY tentunya memiliki pertimbangan sendiri melakukan reshuffle, paling tidak untuk mengamankan tokoh-tokoh vokal di Senayan," kata dia.
Menurut dia, selama ini menteri-menteri dari Golkar maupun PKS yang ada di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II tidak mampu melakukan komunikasi politik yang baik dengan politisi yang ada di Senayan.
"Ada komunikasi yang terputus antara menteri dari Golkar dan PKS dengan koleganya di Senayan sehingga apa yang menjadi pesan Presiden SBY tidak sampai ke DPR dan program pemerintah tak jalan sama sekali," kata Lukman Edy.
Karena itu, kata dia, Presiden SBY membutuhkan menteri yang komunikatif, yang mampu menjalin komunikasi dengan DPR.
Selain tidak komunikatif, menteri dari partai tersebut juga dinilai tidak memiliki kinerja yang bagus dan bahkan mendapat nilai rapor merah.
Lukman menyebutkan, elite Golkar yang memiliki kecakapan sekaligus mampu mengamankan Golkar di Senayan sangat banyak. Misalnya, Priyo Budi Santoso, Idrus Marham, Setya Novanto, Ade Komaruddin dan Agun Gunanjar Sudarsa.
Sementara itu dari PKS ada Anis Matta, Fachri Hamzah dan Zulkieflimansyah. Mereka pantas duduk di KIB II.
"Mereka komunikatif dan mampu melakukan komunikasi politik dengan politisi Golkar dan PKS di Senayan. Itu yang mungkin akan diambil oleh Presiden SBY," ujar Lukman Edy.