REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Museum Inggris pada Kamis mengatakan sepakat akan mengembalikan 138 set tulang belulang peninggalan warga asli Australia dalam upaya yang dikatakan sebagai pendekatan baru untuk mengembalikan masalah peka tersebut.
Museum Sejarah Alam London akan mengembalikan peninggalan dari kepulauan selat Torres, di lepas pantai Queensland, Australia, demikian AFP melaporkan.
Ned Davis, kepala masyarakat kepulauan tersebut, mengatakan sangat tersentuh oleh keputusan museum itu, setelah kampanye lama para pemimpin Aborijin, yang menganggap pemindahan peninggalan tersebut sebagai penghinaan terhadap kebudayaan mereka.
"Keputusan itu diterima dengan penuh emosi dan dianggap sebagai terobosan oleh lembaga pengoleksi asing, mengakui pentingnya upaya penenangan arwah leluhur," kata David.
Warga kepulauan itu mengharapkan tindakan tersebut menjadi "langkah pertama" menuju kerja sama lebih dekat antara Museum Sejarah Alam dan masyarakat Aborijin, tambahnya dalam pernyataan, yang disiarkan museum itu.
Richard Lane, direktur museum itu bidang ilmu pengetahuan, mengatakan kebanyakan dari peninggalan dikumpulkan pada pertengahan abad ke-19, kadang kala oleh dokter bedah, yang menumpang kapal angkatan laut, atau oleh misionaris, yang berkunjung ke Australia.
"Mereka berharga, mereka adalah leluhur orang lain, tapi mereka juga sumber pengetahuan besar," katanya ke radio BBC.
"Dengan menghabiskan waktu lebih banyak berdiskusi dengan warga kepulauan selat Torres, memahami kebutuhan mereka dan menyadarkan mereka tentang yang dapat dipelajari dari leluhurnya dan, bersamaan dengan itu, menyumbang pada pengetahuan lebih luas mengenai asal usul yang sama, kita sesungguhnya dapat menggapai titik kompromi bersama," katanya.