REPUBLIKA.CO.ID,Para mahasiswa Indonesia di Tokyo dalam kondisi siaga menyusul gempa dan tsunami yang menerjang Jepang.
"Saat ini PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) Jepang sedang dalam siaga 1 dan telah mempersiapkan Tanggap darurat untuk 9 korda (koordinator daerah) Jepang," kata Ketua PPI Jepang, Fithra Faisal Hastiadi melalui surat elektronik di Jakarta, Jumat petang.
Fithra yang merupakan Mahasiswa PhD pada Universitas Waseda itu mengatakan sampai saat ini belum ada kepastian tentang korban dari warga Indonesia di Jepang. "Hingga saat ini, data korban dari warga Indonesia masih belum pasti. Mudah-mudahan tidak ada ya," katanya.
Staf Pengajar Universitas Indonesia itu mengatakan kota Tokyo lumpuh karena MRT tidak berjalan. "Taksi tidak mau mengambil penumpang, listrik dan gas di sebagian daerah terpaksa dipadamkan menyusul beberapa kebakaran di wilayah Chiba," katanya.
Akan tetapi kondisi di Tokyo sudah mulai stabil meski masih terjadi gempa susulan. Sedangkan sistem komunikasi melalui telepon juga tidak berjalan normal. "Saat ini komunikasi seluler terkendala sehingga rekan-rekan pelajar disini hanya bisa berkomunikasi via email dan messenger," katanya.
Sementara daerah yang terparah mengalami kerusakan pasca gempa dan tsunami adalah daerah Jepang utara yaitu Miyagi dan Iwate. Sedangkan Mukti Mahasiswa Universitas Tohoku, Miyagi, Mukti Ali berada dalam pengungsian
.
"Saya lagi di pengungsian, masih takut pulang ke apato (apartemen), isi apato hancur, cuaca dingin bersalju. Mohon doa rekan-rekan," kata Mukti melalui surat elektronik.
Sedangkan informasi dari Kedutaan Besar Indonesia di Jepang melalui situs internet (new.indonesianembassy.jp) menyatakan beberapa mahasiswa Indonesia sedang di pengungsian, tidak berani pulang, walaupun kondisi kota Sendai sedang salju.
Kedutaan menyebutkan WNI di seluruh Jepang berjumlah 25.546, sedangkan WNI di Miyagi berjumlah 274 orang dan sedangkan WNI di Iwate berjumlah 140 orang. Sedangkan Call Center bagi WNI yaitu (+81) 90-3132-4994 sementara Japan emergency call 171.