REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Satria Muda Britama sukses mendarat di final dan menantang Cahaya Lestari Surabaya (CLS) Knights untuk memperebutkan gelar juara National Basketball League (NBL) musim 2010/2011. Tim asuhan Fictor Gideon Roring ini melaju setelah menyudahi duel sengit melawan rival bebuyutannya, Aspac Jakarta, 76-69 pada semifinal di DBL Arena, Surabaya, Jumat (11/3).
Pada laga tersebut, kedua tim langsung memeragakan permainan cepat. Faisal Julius Ahmad membuka poin pertama untuk SM Britama, namun Vinton Nolland menyamakan kedudukan melalui free throw setelah dilanggar Wellyanson Situmorang. Aspac sempat unggul 7-6 sebelum Rony Gunawan mencetak dua angka untuk SM Britama. Tembakan dua angka Agung Sunarko saat buzzer beater akhirnya menyudahi kuarter pertama untuk keunggulan SM Britama 18-14.
SM Britama tidak mengurangi tekanan memasuki kuarter kedua. Sementara, Aspac selalu kesulitan menembus rapatnya pertahanan SM Britama. Pasukan Tjetjep Firmansyah ini mengandalkan tembakan-tembakan tiga angka. Strategi tersebut cukup berhasil, namun SM Britama masih unggul 34-30 di akhir paruh pertama.
Pertarungan sengit mewarnai kuarter ketiga. Pringgo Renggowo membawa Aspac berbalik unggul 39-36. Namun, tembakan tiga angka Amin Prihantono dan sumbangan dua poin Youbel Sondakh membawa SM Britama kembali memimpin.
Selanjutnya, kejar-mengejar angka terus terjadi. Penjagaan ketat yang diperagakan para pemain Aspac berhasil meredam permainan SM Britama.
Di kubu SM Britama, Rony Gunawan dkk kerap melakukan turnover. Aspac pun mulai berhasil membongkar rapatnya pertahanan SM Britama. Tembakan dua angka Mario Gerungan saat buzzer beater pun memastikan kuarter ketiga menjadi milik Aspac 57-55.
Lay up cantik dari Faisal membuka kuarter keempat. Laga berlangsung panas ketika Rony melakukan unsportmanlike foul saat melanggar keras Pringgo Regowo. Namun, permainan SM Britama tidak terpengaruh. Sebaliknya, SM Britama justru melaju untuk menutup pertandingan dengan kemenangan 76-69.
Duel klasik ini sempat dihentikan selama 30 menit karena hujan membasahi lapangan DBL Arena. Ketika terhenti, SM Britama tengah unggul 26-20 pada kuarter kedua yang menyisakan 04:12.