REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Pemilihan Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) sebagai lokasi Muktamar ke VII Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) bukan tanpa alasan. Menurut Ketua Umum KAMMI, Rijalul Imam, Aceh bersama Papua merupakan simbol betapa luasnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Kami menyadari harus ada semangat yang dibangun bahwa Tanah Air Indonesia begitu luas dari ujung Aceh hingga Papua. Semangat itu yang ingin kami tularkan dalam Muktamar kali ini,” papar Rijalul dalam rilis Tim Media Muktamar KAMMI VII yang diterima Republika.co.id.
Rijalul menjelaskan selain semangat kebangsaan, ada sejumlah alasan pokok yang menjadi pertimbangan KAMMI untuk menjadikan Aceh sebagai lokasi Muktamar ke VII. Alasan pertama, Ada semangat inkubasi dari gerakan KAMMI yang hendak dirumuskan dari jarak yang terjauh dari ibukota.”KAMMI ingin mengajak para kader untuk memandang visioner bahwa kita tidak hanya membangun ibukota melainkan Indonesia secara keseluruhan,” papar dia.
Kedua, lanjut Rijalul, bahwa, Aceh adalah negeri yang penuh kedamaian. Pihaknya berharap kedamaian yang berada di Aceh akan menularkan kedamaian bagi bangsa Indonesia. KAMMI menurut Rijalul menyadari bahwa banyak gerakan-gerakan yang dahulu dilarang pemerintah kini bisa terintegrasi dengan baik. “ Ada satu format yang diapresiasi, yang menjadi spirit besar yakni spirit persatuan. Hal ini menjadi semangat Indonesia yang penuh damai,bersih, berdaulat, bersatu, maju dan mandiri, aman ,” papar dia.
Ketiga, masih Rijalul menjelaskan, Aceh telah menjadi simbol umat Islam seperti yang terungkap dalam julukan Serambi Mekkah. Dari Serambi Mekkah, menurut Rijalul, bangsa Indonesia dan KAMMI bisa mencontoh bagaimana Rasullah membangun tatanan kehidupan dan peradaban, tatanan kemanusiaan, dan karakter integrasi. “KAMMI juga menginginkan kader KAMMI di Aceh, merasakan suasana syariah yang terintegrasi dengan nilai-nilai nasionalisme,” pungkas dia.