REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan akan menggunakan haknya untuk mendapatkan keadilan terkait dengan pemberitaan di dua media cetak Australia, The Age dan Sydney Morning Herald.
Dalam pengantarnya sebelum rapat kabinet bidang ekonomi di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin, Presiden mengatakan ia tidak ingin terlalu reaktif dan emosional dalam menanggapi pemberitaan bersumber dari Wikileaks yang membocorkan sejumlah nota diplomasi antara Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta dan Washington itu. "Tidak perlu kita terus menerus ikut dalam kegaduhan soal ini karena banyak yang lebih penting yang harus kita lakukan. Saya juga tidak ingin terlalu reaktif dan emosional," katanya. Namun Presiden tidak menjelaskan cara apa yang hendak ditempuh untuk mendapatkan keadilan.
Presiden berjanji akan menyelesaikan masalah pemberitaan yang ia nilai sebagai pembunuhan karakter itu dengan tetap mengutamakan situasi dan kepentingan negara. "Percayalah saya mempertanggungjawabkan apa yang saya lakukan. Insya Allah saya akan tetap menjaga integritas karena itulah tugas saya sebagai pemimpin negeri ini," katanya.
Menurutnya, pemberitaan itu membuka banyak tabir. "Tentunya nanti akan tahu siapa sesungguhnya yang demokratis dan siapa yang tidak. Yang main lapor, main tuduh, main hakim sendiri dalam media massa, dalam diplomasi, yang sungguh merugikan nama baik seseorang," ujarnya.
Presiden juga berpesan kepada para menteri agar tetap berkonsentrasi penuh kepada pekerjaan dengan menjalankan berbagai kebijakan dan program pemerintah yang telah ditetapkan sebelumnya meski dinamika politik amat tinggi baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia. "Itu sangat penting agar persoalan yang dihadapi oleh bangsa ini dapat kita atasi. Sering kompleks memang, tapi percayalah, semua kebijakan, semua program aksi, langkah-langkah kita manakala dijalankan baik maka hasilnya baik," katanya.
Presiden Yudhoyono pada Jumat 11 Maret 2011 khusus menggelar rapat internal untuk membahas pemberitaan di The Age dan Sydney Morning Herald yang memberitakan dirinya berperilaku koruptif dan menyalahgunakan kekuasaan. Hadir dalam rapat itu antara lain Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Radjasa, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, dan Kepala Badan Intelijen Negara Sutanto.