REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kegiatan ekspor batubara Indonesia ke Jepang tidak terpengaruh bencana tsunami pada Jumat (11/3) lalu. Demikian disampaikan Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), Irwandy Arif di Jakarta, Senin (14/3). "Ekspor batubara kita tidak terpengaruh. Bisa dikatakan sejauh ini ekspor kita masih aman," ujar Irwandy. "Sejauh ini juga belum ada deal cancellation (pembatalan perjanjian)".
Saat ini, Irwandy menambahkan, kebutuhan impor batubara Jepang mencapai 132 juta ton per tahun. Bahkan, ia memprediksi dalam 2-3 tahun ke depan, permintaan batubara ke Jepang masih akan tetap konstan. "Sekitar 125 juta sampai 132 juta ton batubara per tahun. Tidak akan terjadi penurunan drastis permintaan batubara dari Jepang," tambahnya.
Irwandy menuturkan meskipun nantinya ada sedikit penundaan pengiriman batubara, namun ia memperkirakan potensi kerugian tidak akan signifikan. Begitu juga dengan harga ekspor batubara, ia mengutarakan harga yang ada saat ini di atas 100 dolar AS per ton. "Adanya tsunami Jepang, tidak akan terlalu berpengaruh ya (harganya)," tutur Irwandy.
Meyinggung harga batubara, pemerintah telah menetapkan harga acuan batubara di Februari 2011 mencapai 127,05 dolar AS per ton. Patokan harga ini naik sebesar 14,65 dolar AS per ton dibandingkan Januari 2011 yang sebesar 112,4 dolar AS per ton. Harga acuan tersebut menggunakan formula acuan rata-rata indeks batubara Indonesia (ICI-1), Platts-1, NEX (New Castle Export Index), dan GC (New Castle Global Coal Index).
Acuan harga berlaku untuk harga spot (kontrak penjualan di bawah 12 bulan) sedangkan untuk harga term (kontrak penjualan lebih dari 12 bulan), harga acuan menggunakan rata-rata harga acuan 3 bulan terakhir dan harga berlaku untuk penjualan batubara selama 12 bulan.
Sebagai informasi, Jepang merupakan importir batubara Indonesia nomor satu. Sepanjang tahun 2010, ekspor batubara Indonesia ke Jepang mencapai 30 juta ton. Setelah Jepang, negara tujuan ekspor batubara Indonesia kedua adalah India dengan volume ekspor batubara sebesar 26 juta ton.
Selanjutnya disusul Korea Selatan sebagai negara pengimpor batubara Indonesia. Tidak heran, Indonesia menjadi negara eksportir batubara ketiga terbesar di dunia.