REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Ancaman bom tidak hanya untuk koordinator Jaringan Islam Liberal (JIL), Ulil Abshar Abdalla dan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Pol Gories Mere, tetapi juga Ketua Partai Pancasila, Yapto Sulistio Suryosumarno. Ancaman paket bom ketiga tersebut dikirimkan ke rumah Yapto yang berada di Jalan Benda Ujung Nomor 8, Ciganjur, Jakarta Selatan, pada Selasa (15/3) lalu.
"Berdasarkan keterangan saksi, pengirim paket bom ketiga itu orangnya agak putih dan tinggi," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Baharudin Jafar, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (16/3).
Ia menjelaskan pengirim paket bom ketiga ke rumah Yapto, menyerahkan paket itu kepada kepala Satpam, Alfiyerdi. Pengirim menggunakan helm motor, bukan penutup kepala.
Alfiyerdi menerima paket dari pria tersebut pada Selasa (15/3) pukul 12.00 WIB. Si pengirim yang masih menggunakan helm, memaksa Alfiyerdi untuk menerima paket itu dengan alasan bingung dengan alamat rumah Yapto. Sebelumnya, nama jalan tempat tinggal Yapto bukan Jalan Banda Ujung, melainkan Jalan Manggan.
Kemudian paket tersebut diserahkan kepada Yapto sekitar pukul 18.00 WIB, namun tidak langsung dibuka Yapto karena ia akan pergi lagi. Setelah kembali ke rumah, Yapto membuka sampul paket tersebut dan menemukan sebuah buku berjudul 'Masih Adakah Keadilan Dalam Pancasila'.
Saat diguncang, buku itu mengeluarkan bunyi benturan dan Yapto pun langsung menghubungi anggota BNN dan langsung diamankan tim Gegana.