REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Para ilmuwan China telah menemukan sebuah virus, yang sebelumnya tidak diketahui, dibawa oleh kutu. Virus itu menyebabkan setidaknya 36 kematian di enam provinsi pada September lalu, menurut edisi terbaru New England Journal of Medicine yang diterbitkan Kamis (17/3).
Virus SFTSV (virus sindrom trombositopenia dengan gejala demam berat) baru-baru ini ditemukan oleh para ilmuwan di Pusat China untuk Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). Orang-orang yang diserang virus tersebut dapat mengalami demam dan kegagalan banyak organ.
Kehadiran virus itu dikonfirmasi pada 171 pasien dari enam provinsi di China. Hal ini mengakibatkan setidaknya 36 kematian pada September 2010.
Direktur CDC, Wang Yu, mengatakan antara akhir Maret dan pertengahan Juli 2009, gejala penyakit menular pada manusia itu dilaporkan di daerah pedesaan Hubei tengah dan provinsi Henan. Tapi saat itu penyebab dari gejala-gejala tidak diketahui kemudian.
Gejala klinis utama setelah virus menyerang mulai demam, trombositopenia, gejala gastrointestinal dan leukocytopenia, " yakni kasus yang sangat dengan tingkat kematian awal sangat tinggi, 30 persen," kata Wang.
Li Dexin, direktur lembaga virus CDC, mengatakan petani yang tinggal di daerah pegunungan, paling rentan terhadap gigitan kutu. Gigitan lazim ditemukan antara bulan Mei dan Juli. Lembaga virus telah melakukan tes pada lebih dari 600 serum darah pasien dan semua menunjukkan bahwa SFTSV adalah si pembunuh.